Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh perbukitan hijau, hiduplah seorang anak bernama Sarah. Sarah lahir dengan kebutuhan khusus yang membuatnya berbeda dari anak-anak lain di desa itu. Meskipun demikian, Sarah memiliki semangat yang luar biasa dan keinginan yang besar untuk belajar dan bermain seperti teman-temannya.
Pada awalnya, beberapa orang di desa tersebut  merasa ragu dan kurang nyaman dengan keberadaan Sarah. Mereka tidak tahu bagaimana cara berinteraksi atau membantu Sarah untuk  masuk dalam kehidupan sosial mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, ketika mereka mulai mengenal Sarah bahwa Sarah adalah anak yang baik, hati mereka mulai terbuka sehingga mereka mulai membantu Sarah untuk masuk dan bergabung dalam kehidupan sosial mereka.
Di desa tersebut juga hidup seorang nenek bernama Bu Sri, beliau merupakan salah satu tokoh yang mengambil inisiatif untuk membantu Sarah merasa termasuk dalam kehidupan sosialnya. Setiap hari, dia menghabiskan waktu bersama Sarah, mengajari dia membaca dan menulis, serta mengajaknya bermain dengan anak-anak lain di desa.
Lama kelamaan, Sarah mulai diterima sepenuhnya oleh masyarakat desa. Mereka menyadari bahwa keberagaman adalah kekayaan, dan inklusi sosial adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua orang. Di desa itu, Sarah tidak hanya menjadi bagian dari komunitas, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang tentang pentingnya kesetaraan dan penghargaan terhadap perbedaan.
Dengan bantuan dan dukungan masyarakatnya, Sarah tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan berprestasi, membuktikan bahwa ketidakmampuan tidak pernah menghalangi seseorang untuk meraih mimpinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H