Lembaga mahasiswa tak melulu soal diskusi dan pengaderan. Ada sisi lain yang melibatkan nurani. Juga tentang pengabdian.
Tetes demi tetes peluh tak kunjung dihiraukan. Sesekali mereka seka. Sejumlah 1200 masker dan leaflet mereka bagi kepada para pengendara yang melintas di sekitaran Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Pintu Satu dan Pintu Dua Unhas, Selasa (22/2). Mereka, mahasiswa Jurusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FKM yang tergabung dalam Himpunan Occupational Health and Safety Society.
Berbekal dana hasil jualan stiker dan kue, serta inisiatif kerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, mereka menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan para pengendara. “Pengendara bermotor banyak terpapas emisi gas berbahaya yang dapat merusak kesehatan,” papar Hasyrul Almani, ketua K3.
Karenanya, dalam rangka memperingati Bulan K3 Nasional pada Januari hingga Februari, Hasyrul beserta 59 rekannya berharap dapat meningkatkan kesadaran para pengendara akan pentingnya penggunaan maskertuk meminimalisir resiko terjadinya emisi gas di jalan raya, melalui aksi sosial ini.
Apresiasi terhadap kegiatan ini datang dari Wakil Dekan III FKM, Aminuddin SyamSKM MKes.Menurutnya, mahasiswa memang harus memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Bentuk apresiasi yang dimaksud berupa tidak adanya pelarangan terhadap aksi ini. Tentang bantuan dana, ia berkata, “saya yakin mahasiswa punya kreatifitas untuk mendapatkan bantuan.”
Potongan kisah lain diukir Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK), 25 Februari lalu. Tepat di Hari Gizi Nasional (HGN), mereka mengadakan pembagian susu dan penyuluhan pola hidup bersih dan sehat di SD Inpres Bawakaraeng, bersama rekan mereka di FK Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas Muhammadiyah (Unismuh).
Nah, sekarang kita tengok ke Fakultas yang khas dengan gambar tengkoraknya. Siapa bilang mahasiswa Fakultas Teknik (FT) kerjanya hanya tawuran? Rabu (29/2), Senat Mahasiswa FT tampil dengan uluran tangannya untuk masyarakat Kabupaten Sidrap yang jadi korban bencana alam berupa angin puting beliung.
Konser amal pun jadi ide kreatif tuk menggalang dana. Konser amal ini digelar di Lapangan Merah FT demi memenuhi pundi-pundi yang nantinya digunakan untuk membeli sembako, obat-obatan dan pakaian layak pakai. Aksi ini, menurut Terry Al Ghifari, bertujuan menumbuhkan nilai-nilai kepedulian bagi para anggota senat mahasiswa.
Itu hanya sepotong kisah tentang kegiatan lembaga mahasiswa yang tak hanya berkutat pada hiruk-pikuk kampus. Potongan-potongan lain juga ditorehkan lembaga mahasiswa di berbagai fakultas. Itikad baik ini disambut dengan tangan terbuka oleh para Wakil Dekan III. Meski, hal-hal yang berbau prosedural tetap diutamakan.
Seperti yang dituturkan Wakil Dekan III Fakultas Sastra, Prof Dr Noer Jihad Saleh MA. Menurutnya, sudah menjadi aturan bahwa semua kegiatan kemahasiswaan harus memiliki proposal dan harus dievaluasi dulu. “Kita tidak melarang mereka jika mau melakukan kegiatan sosial begitu,” jelasnya, Kamis (01/3). “Namun, jika kegiatannya insidentil, bantuan itu tidak diberikan dalam bentuk pendanaan,” tambahnya. Masih menurutnya, harus ada alasan yang jelas dan proposal hingga nantinya dapat diberikan pertanggung jawaban.
Dukungan serupa juga diungkapkan WD III Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Drs Muhammad Zakir Msi. “Selama tidak bertentangan dengan ketertiban kampus dan akademik pasti kita bantu,” ungkapnya. Salah satunya, tambah Zakir, dengan turut membeli kue yang dijajakan mahasiswa sebagai bentuk penggalangan dana.
Jika ada yang menyangsikan bentuk kepedulian mahasiswa, nih bentuknya! Bagi mereka yang mengatakan “mahasiswa Makassar hanya bisa berdemo dan tawuran”, maka kami, mahasiswa Makassar, dengan lantang berkata, “Ini aksiku, mana aksimu?”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H