Jhon Mc Cain adalah contoh negarawan yg setelah dinyatakan kalah, ia langsung mengucapkan SELAMAT kpd pemenang dan serta mengajak pada pendukungnya utk mendukung presiden terpilih yaitu Obama yg pernah makan sate dan bakso waktu kecil di Jakarta dulu.
Sebenarnyatidak perlu jauh-2 mencari contoh negarawan, Fauzi “bang kumis” bowo juga telah melakukan hal yg sangat baik dan patut dicontoh ketika kalah dalam Pilkada DKI skitar 2 tahun yg lalu. Proses pilkada DKI juga berlangsung panas, banyak isu SARA dimunculkan utk menyerang lawan, tetapi secara ksatria bang kumis foke mengakui kekalahan dan mengucapkan selamat kepada lawan yg menang yaitu gubernur DKI terpilih Jokowi-Ahok, maka selamatlah DKI Jakarta dari suasana gaduh politik yg sempat memanas ketika pilkada berlangsung, suasana DKI dengan cepat menjadi dingin, warga DKI kembali dapat hidup normal tanpa gaduh politik.
Bagaimana dengan proses pilpres yg telah berlalu hampir 2 bulan ? karena tidak ada sifat ksatria dari capres yg kalah maka suasana panas politik tidak juga reda, kegaduhan masih berlanjut dalam parlemen bahkan dilajutkan dengan drama demokrat dengan aksi walk out, suasana panas politik berlanjut ke dunia maya dengan segala macam twiitnya yg sempat menjadi trending topic dunia.
Ngomongin politik koq judulnya PSSI ? apa hubungannya ?
Bila berbicara KALAH maka PSSI sudah banyak makan asam-garam dalam hal kalah, bukankah selama ini PSSI memang kalah melulu ? bahkan setelah 20 tahun ikut berbagai macam kejuaraan, baru jadi juara piala AFF beberapa waktu lalu. Selama ini PSSI selalu berjiwa ksatria dengan memberikan ucapan selamat kepada lawan yg telah memenangkan pertandingan karena jiwa sportif memang seharusnya seperti itu. Tetapi dampaknya adalah lebih banyak kalahnya daripada menangnya, bahkan sampai sekarang.
Untuk dapat merubah TRADISI kalah, maka sebaiknya PSSI dapat mencotoh KMP dalam dunia perpolitikan tanah air. PSSI bisa mengajak teman-teman senasib yg biasa kalah juga spt PSSInya Philipine, PSSInya Brunei, PSSInya kamboja, dan bahkan PSSInya Malaysia dan bahkan Singapore apabila berminat utk bergabung dalam koalisi sepakbola bersama. Setelah sepakat bergabung, maka bisa mengajukan review atau menggugat peraturan sepakbola yg tidak menguntungkan yg menyebabkan kekalahan selama ini kepada FIFA selaku pemegang jagat sepakbola dunia.
Beberapa peraturan yg bisa digugat ;
1.Waktu pertandingan 2x45 menit, tidak cocok utk fisik melayu yg mempunyai fisik yg tidak terlalu kuat dibandingkan fisik orang eropa, latin dan afrika.
2.Ukuran gawang yg terlalu besar, ini sudah pasti merugikan bagi kawasan melayu yg mempunyai fisik lebih lebih kecil dibandingkan fisik eropa, latin dan afrika
3.Ukuran lapangan juga terlalu besar, alasan spt no.2 diatas
4.Bola yg digunakan bisa diusulkan menggunakan bola plastic yg lebih ringan