Covid-19 telah menjadi momok besar bagi penduduk di seluruh dunia, dari sektor pemerintahan hingga masyarakat biasa merasakan dampak yang besar dari adanya virus ini. Sektor pemerintahan yang tunggang langgang kebingungan mengatur warganya untuk menaati protokol kesehatan, hingga diberlakukannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pemerintah mengambil keputusan dengan tujuan agar memutus rantai penyebaran Covid-19, akan tetapi bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah merasakan dampak yang luar biasa, dengan diberlakukannya PPKM banyak karyawan dipecat dari perusahaan, dibatasinya jarak bepergian sehingga usaha-usaha mikro lama kelamaan akan bangkrut karena tidak adanya customer  yang datang. Tak terkecuali dengan sektor pariwisata, sektor pariwisata terkena dampak besar dengan adanya virus ini, apalagi di Indonesia sektor pariwisata merupakan salah satu tonggak pembangunan ekonomi negara. Salah satu bisnis perjalanan wisata yang terkena dampak cukup parah adalah pada destinasi wisata Bromo di Tumpang, Malang, Jawa Timur.Â
Seperti yang dapat kita ketahui Bromo merupakan destinasi wisata yang tidak pernah sepi pengunjung, akan tetapi ketika ditetapkan dan diterapkannya kebijakan PPKM, Bromo terkena dampak yang cukup besar menurut beberapa cerita dari narasumber. "Moong-go Adventure" merupakan salah satu perusahaan mikro yang bergerak di bidang bisnis perjalanan wisata di Bromo, perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 2014 dengan memiliki berbagai layanan jasa yang menarik. Seperti penyewaan mobil jip, "City Tour", "Private Trip" dan "Catering Makanan Bromo". Penghasilan yang didapat pun sudah lebih dari cukup menurut anak dari pemilik perusahaan ini, "pra Covid-19 memang keadaan ekonomi sangatlah stabil, dan bahkan lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari" tuturnya. Perusahaan ini sebelum Covid-19 memang berjalan stabil, bahkan perusahaan mikro yang bergerak di bidang yang sama di Bromo pun juga memiliki penghasilan yang stabil.
Akan tetapi pada Maret 2020 Covid-19 datang dan menghancurkan berbagai macam sektor kehidupan. Kegiatan wisata benar-benar dilarang oleh pemerintah, sehingga perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang bisnis perjalanan wisata mengalami penurunan wisatawan yang berkunjung dan penyewa jasanya. Bahkan saking parahnya  dampak yang dirasakan para pengusaha di Bromo, banyak pengusaha yang menjual mobil jipnya karena terhimpit masalah ekonomi, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh para pengusaha saja, akan tetapi banyak pihak-pihak lain yang juga ikut terdampak akibat diberlakukannya PPKM ini. Banyak sopir yang biasanya bertugas memberikan layanan jasa mengemudikan mobil jip dipecat, tour guide yang biasanya bertugas memberikan layanan informasi pada wisatawan pun juga banyak yang dipecat.
Pasca bencana Covid-19 usaha di daerah Bromo kondisinya tidak langsung stabil, para pengusaha mati-matian mencari pelanggan dan memutar otak bagaimana caranya agar usaha mereka laku dan berjalan kembali. Salah satu cara untuk menarik minat dari para wisatawan adalah dengan menurunkan harga paket wisata yang disediakan oleh perusahaan, bahkan tidak jarang ditemui harga yang semula 1 juta keatas menjadi hanya 500 ribu untuk satu paket wisata, itu semua dilakukan agar usaha mereka berjalan meskipun mereka tahu bahwa keputusan yang mereka ambil memiliki resiko tinggi yang berbalik pada usaha mereka sendiri yaitu kerugian yang cukup besar.Â
Akan tetapi, untuk saat ini kondisi bisnis perjalanan wisata di daerah Bromo mulai stabil seiring dengan terus stabilnya keadaan lingkungan kita. Salah satu strategi para pengusaha di Bromo untuk meyakinkan keamanan bagi wisatawan adalah dengan cara menerapkan protokol dan pemberian masker ganti juga hand sanitizer yang sudah masuk dalam satu paket wisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H