Mohon tunggu...
Ms. Zahra
Ms. Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semester 1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan dan Dampak Industri Fast Fashion: Tren, Persaingan Perusahaan, dan Masalah Lingkungan

4 Januari 2024   16:22 Diperbarui: 24 Februari 2024   08:51 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertumbuhan pesat industri fast fashion menunjukkan peningkatan konsumsi pakaian sehingga mendorong perusahaan-perusahaan fast fashion menggunakan bahan-bahan cepat produksi yang dimana bahan-bahan produksi tersebut memerlukan waku lama untuk terurai. Hal ini dikarenakan nilai pasar industri fast fashion di seluruh dunia pada tahun 2021 mengalami perkembangan yang signifikan. Di sisi lain, nilai pasar industri fast fashion setahun seteleh terjadinya pandemi COVID-19 mengalami perubahan dalam pendapatan. Dilihat dari pendapatannya, teridentifikasi dua perusahaan industri fast fashion yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan. Terdapat pula dampak dari fast fashion, salah satunya terdapat di Uni Eropa, yakni sampah perorangan yang dihasilkan masyarakat Uni Eropa pada tahun 2016 yang diklasifikasikan berdasarkan negara.

Nilai pasar industri fast fashion di seluruh dunia pada tahun 2021 mengalami perkembangan yang signifikan. Perkembangan fast fashion terjadi akibat proses digitalisasi dan penyebaran informasi yang semakin cepat melalui sarana teknologi. Hal ini dapat dilihat dari kehadiran media sosial di kehidupan masyarakat seperti Instagram, Youtube, Twitter dan Tiktok. Seiring dengan makin luasnya informasi mengenai fast fashion, makin banyak orang tertarik untuk membeli pakaian yang sedang tren dengan harga murah sehingga perusahaan-perusahaan fast fashion menjadi pilihan masyarakat untuk membeli pakaian. Minat konsumen yang tinggi pada perusahaan-perusahaan fast fashion membuat industri tersebut di seluruh dunia pada tahun 2021 mencapai angka 95 billion U.S. dollars atau Rp1.476.238.250.000.000. Kontribusi dari banyak pihak menjadi alasan lain industri fast  fashion semakin di kenal, seperti peran konsumen yang merekomendasikan perusahaan pakaian fast fashion kepada orang lain. Hasil pra survei kepuasaan konsumen Zara dengan pertanyaan apakah konsumen menyarankan atau tidak kepada keluarga untuk membeli produk Zara dan dari hasil survei tersebut diketahui bahwa 11 orang merekomendasikan kepada keluarga untuk membeli produk Zara.

Nilai pasar industri fast fashion setahun setelah terjadinya pandemi COVID-19 mengalami perubahan pendapatan. Industri fast fashion mendapatkan inspirasi dari pola hidup baru masyarakat global dalam menghadapi pandemi Covid-19 di keadaan normal yang baru dengan menciptakan tren new normal untuk lebih menarik minat konsumen kepada industri fast fashion. Tren tersebut diterapkan pada tren fashion tahun 2021-2022 dengan tema the new beginning. Selain itu, terdapat faktor-faktor lain yang membuat keuntungan industri fast fashion meningkat, seperti kebutuhan pakaian konsumen karena aktivitas masyarakat yang kembali beroperasi. Kembalinya aktivitas masyarakat membuat perusahaan fast fashion mengalami peningkatan permintaan produksi pakaian dan mendapatkan keuntungan lebih besar dari tahun sebelumnya dengan selisih 11 billion U.S dollars atau Rp167.132.750.000.000. Keuangan masyarakat yang banyak dialokasikan pada Kebutuhan  pangan dan papan di keadaan normal yang baru membuat keuangan pada kebutuhan sandang menjadi terbatas sehingga masyarakat memilih produk pakaian yang relatif murah. Pilihan masyarakat memilih produk pakaian yang relatif murah seperti Zara, H&M, Shein dan Uniqlo.

Teridentifikasi dua perusahaan industri fast fashion yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan. Persaingan yang terjadi antar perusahaan fast fashion ditujukan untuk menjadi yang paling awal dalam memenuhi dan menarik perhatian konsumen. Seperti menurut Barnes & LeaGreenwood (2006) menyatakan bahwa fast fashion adalah strategi bisnis yang bertujuan untuk mengurangi proses yang terlibat dalam siklus pembelian dan memimpin waktu dalam memasukkan produk fashion baru ke toko-toko, untuk memenuhi permintaan. Keuntungan yang didapat antar perusahaan tentunya yang menentukan seberapa bagus ide pakaian yang dikeluarkan dan seberapa cepat perusahaan mendistribusikan pakaian ke toko untuk memenuhi permintaan konsumen. Perkembangan dan keuntungan perusahaan fast fashion dapat diketahui dari perusahaan Zara yang memiliki keuntungan yang lebih rendah dari perusahaan H&M pada tahun 2010 sampai 2016 hingga akhirnya pada tahun 2017 memiliki pendapatan yang lebih besar dan pada tahun 2023 perusahaan Zara mendapatkan keuntungan lebih besar 2.8 billion U.S dollars dari perusahaan H&M yang mendapatkan keuntungan sebesar 13.65 billion U.S dollars atau Rp212.561.212.500.000. Pendapatan perusahaan Zara yang dapat meningkat dan melebihi perusahaan H&M dapat terjadi disebabkan ide perusahaan Zara mampu memberikan suatu gaya mode tertentu pada pakaian. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil pra survei brand image Zara yang menunjukkan 60% dari 45 orang yang setuju jika produk Zara mampu memberikan suatu gaya mode tertentu pada pakaian.

Tingkat perorangan masyarakat Uni Eropa menghasilkan limbah tekstil pada tahun 2016 yang diklasifikasikan berdasarkan negara. Keuntungan yang diperoleh pihak industri fast fashion menunjukkan seringnya produksi pakaian yang dilakukan oleh perusahaan industri tersebut karena tren pakaian yang cepat berubah. Sebanyak 470.000-ton tekstil terbuang selama proses produksi pakaian fast fashion (Indonesian Circular Forum, 2020). Selain itu, terdapat negara-negara yang menghasilkan limbah tekstil dalam jumlah besar salah satunya limbah tekstil yang didapatkan di Uni Eropa pada tahun 2016. Dimulai dari  Prancis, Denmark, dan Inggris Raya yang masing-masing menghasilkan 3.1 kilogram sampah limbah tekstil, diikuti oleh Jerman dan Irlandia yang menghasilkan 4.7 kilogram, Belanda mencatatkan 5.9 kilogram, Austria 7 kilogram, Italia 7.7 kilogram, Portugal 8 kilogram, Ceko 10.2 kilogram, dan Belgia memiliki tingkat produksi limbah tekstil tertinggi dengan 14.8 kilogram. Dampak dari limbah tekstil termasuk pencemaran lingkungan dan masalah keberlanjutan. Salah satu dampak tersebut adalah tercemarnya air sungai karena limbah industri tekstil. Bahan produksi dan pembuatan dalam industri fast fashion menggunakan bahan yang tidak ramah lingkungan, seperti poliester dan kapas. Poliester sulit terurai karena terbuat dari bahan sintetis atau plastik, sementara kapas mengandung banyak bahan kimia dari pestisida yang digunakan untuk menghalau hama, ditambah proses pembuatan kapas yang memerlukan sekitar 11.000 liter air per 1 kilogram kapas.

Industri fast fashion berkembang pesat karena adanya lonjakan dalam konsumsi pakaian, mendorong perusahaan-perusahaan tersebut untuk menggunakkan bahan-bahan produksi yang cepat mengakibatkan bahan-bahan tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk terurai. Dimulai dari daya tarik konsumen yang tinggi terhadap perusahaan-perusahaan fast fashion dipicu oleh penyebaran informasi yang semakin meluas mengenai fast fashion melalui platform teknologi seperti Instagram, Youtube, Twitter, dan Tiktok. Sehingga, pada tahun 2021 nilai pasar industri tersebut mencapai 95 million U.S dollars atau setara dengan Rp1.476.238.250.000.000. Keuntungan yang diperoleh dan persaingan yang terjadi pada industri fast fashion menjadi sebab utama perusahaan-perusahaan fast fashion menggunakan bahan-bahan tidak ramah lingkungan seperti polyester dan kapas. Maka dari itu, perlu adanya kesadaran dan tindakan dari perusahaan-perusahaan industri fast fashion untuk berhenti menggunakan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan dan beralih menggunakan bahan-bahan produksi pakaian yang baik untuk lingkungan dan mudah terurai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun