"Makanya, jangan jadi pembantu di Malaysia"
Saya tergelitik dengan salah satu komentar kompasianer pada salah satu tulisan saya di kompasiana tengah hari tadi. Saya tersenyum ketika membaca komentar tersebut dan ringan saya membalas komentarnya,
"Ahahaha.. senangnya berkata demikian. Nggak punya saudara yang kerja di Malaysia, yah? Sayangnya yang menulis ini adalah seorang pembantu di Malaysia."
Pembantu, kata-kata itu sudah lekat dengan saya ketika saya berusia tiga belas tahun. Yah, seawal tiga belas tahun saya sudah mulai menyusuri jalan demi jalan dan berdiam dari satu rumah ke rumah lainnya. Kadang kalau inget lucu apa, sih, yang bisa dilakukan oleh anak usia tiga belas tahun? Menyapu saja saya masih kagok saat itu. Tapi seiring berjalannya waktu alhamdulilah saya mampu menjalaninya, bahkan dari kerja sebagai pembantu juga saya dipertemukan dengan majikan yang baik yang akhirnya menyekolahkan saya sampai jenjang Aliyah (SMU)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI