Engkau mencarinya merata-rata di alam fana
Pada do'a juga usaha
Pada ikhtiar dan sabar
Juga pada tanya dan khabar
Mungkin ia yang tercipta
Dari rahim wanita
Yang mulia akhlaknya
Sehingga indah nampak kelakuannya
Kini kau mengukir, bukan pada butir-butir pasir
Tapi pada rasa yang mulai lahir
Mungkin kau mengira
Dialah yang utama
Mendampingimu sampai ketua
Kembalikan kepada rasamu
Yang semakin hari terkadang semu
Pada penantian gadismu
Yang dulu t'lah layu
Kau bilang hanya satu
Cuma dia yang kau mau
Tapi,
Kini engkau berpoligami
Pada rasa yang baru bersemi
Pada A
Engkau kata setia mencintainya
Tiada siapa
Pada A lain pula
Engkau berkata
Kaun inspirasi pembuat kata
Dialah gadis berkacamata
Yang telah membuatmu menanti pada tirai jendela
Dialah gadis berkacamata
Yang selalu membuatmu melukis kata sebelum senja
Dialah gadis berkacamata
Yang membuatmu berkata
"A, aku mencintai wanita lainnya"
"Bolehkan kusimpan namamu di ujung sana?"
"Untuk aku letakan nama A, pada sudut lainnya"
Pintaku kepada Illahi, kasihmu adalah murni
Hingga bertemu di depan kadi
Dulu saya suka ngisengin temen dengan posting puisi di blog. Ini adalah lanjutan, eh sambungan dari puisi sebelumnya, "Kau Cari Bidadari Syurga" :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H