Mohon tunggu...
Anazkia
Anazkia Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Fansnya Anuar Zain, suka baca buku, suka baking, acap berkicau pendek di Twitter @anazkia dan kadang di anazkia.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kartini Next Generation Award 2015

25 April 2015   08:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:42 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="22 finalis KNGA (dokumentasi Pak Irwin Day)"][/caption] Kartini Next Generation adalah bentuk apresiasi pemerintah kepada kaum perempuan di Indonesia yang telah berhasil memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di berbagai bidang baik untuk peningkatan kapasitas, pengetahuan, e-literasi maupun kesejahteraan di masyarakat. Kegiatan Kartini Next Generation sendiri adalah event tahunan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang diselenggarakan bersama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kegiatan Kartini Next Generation diawali pada tahun 2012 dengan tajuk “Apresiasi Kartini Next Generation 2012″ dimana diberikan sebuah Apresiasi kepada para perempuan yang berprofesi sebagai wirausaha, dimana dalam menjalankan usahanya telah menggunakan TIK, dengan harapan dapat memberi suri tauladan dan semangat kepada kaum perempuan untuk memanfaatkan TIK serta mengingatkan kembali kepada generasi sekarang, khususnya kepada kaum perempuan akan perjuangan R.A Kartini dimasa silam.  Dipetik dari laman kartininextgenerationaward.web.id [caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="The winner KNGA ^_^ dokumentasi pak Irwin Day"][/caption] 22 April lalu, bertempat di Auditorium BPPT, Gedung II, Lantai III Jln. M.H. Thamrin No. 8 Jakarta pusat telah dilaksanakan perhelatan penganugerahan Kartini Next Generation Award (KNGA). Dengan tema Woman As A Driver of Progress KNGA kali ini memasuki tahun keempat. Dua hari sebelumnya, sebanyak 22 finalis dari berbagai kota di tempat yang sama telah diadakan wawancara untuk finalis yang telah lolos seleksi tahap pertama. Saya termasuk salah satu kompasianer yang masuk ke dalam 22 besar finalis KNGA. Melihat langsung dan berbaur serta bercengkrama dengan para finalis KNGA dari berbagai kota mengajari saya banyak hal tentang kehebatan perempuan-perempuan di luar sana. Sebelum sesi wawancara, kami satu sama lain pun ssaling bertukar cerita tentang kegiatan masing-masing sambil menunggu sesi wawancara tiba. Decak kagum mengenal mereka yang berjuang di bidangnya masing-masing. Beberapa di antaranya adalah Mbak Laurencia Ika. Mbak Laurencia Ika, founder Cita Hati Bunda. Cita Hati Bunda adalah sebuah sekolah untuk anak berkebutuhan khusus di daerah Sidoarjo Jawa Timur. Tak bisa tidak, mendengar beliau bercerita membuat saya ternganga. Berawal dari kepeduliannya terhadap anak-anak autis, beliau resign dari pekerjaanya dari lembaga terapi Surabaya. Menggunakan uang tabungannya, Mbak Ika mulai merintis sekolah Cita Hati Bunda. Pelan tapi pasti, sekolah yang didirikannya mulai berkembang pesat sampai beliau mempunyai rumah sendiri untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Tapi, rupanya Pemilik Semesta menghujani beliau dengan banyak ujian kenaikan kelas. Belum setahun sekolah yang dibangun atas usaha jerih payahnya, rumahnya terbakar habis. Tanpa sisa. Beliau mulai merintis kembali sekolah Cita Hati Bunda dari nol. Bersama dengan para guru yang masih setia dan suami yang tetap mendukungnya, kini sekolah Cita Hati Bunda kembali berdiri. Sebanyak empat puluh lebih anak-anak berkebutuhan khusus sekarang belajar di rumahnya. "Di setiap daerah pemerintah sudah menyiapkan Pusat Layanan Autis (PLA) dengan sarana dan prasarana yang lengkap. Tapi sayangnya, masih minim sentuhan hati," kata Mbak Ika menyayangkan PLA yang bagus bangunannya tapi kurang sentuhan hati para pekerjanya. Ada juga Mbak Salas, perempuan berusia 38 tahun ini asli Wonosobo. Banyak terlibat di dunia buruh migran. Pernah menjadi TKI di Korea dengan pengalaman yang sangat buruk. Kini, ia berjuang dengan mendirikan kampung migran di mana beliau lebih banyak menitik beratkan pada perlindungan dan pemahaman para tenaga kerja. Beliau menikah muda. Ah, bukan menikah mudanya yang luar biasa. Tapi beliau menikah dengan lelaki yang telah memerkosanya. Setelah menikah, ia masih mengalami kekerasan rumah tangga. Sampai kemudian beliau menjadi tenaga kerja ilegal di sektor rumah tangga. Ya, itu baru dua perempuan yang saya ceritakan. Ke sembilan belas perempuan lainnya pun tak kalah hebatnya, tak kalah tangguhnya. Ada survivor kanker dari Kalimantan, ada ahli parenting dari beberapa kota, ada wirausaha juga dari berbagai daerah, dan juga dokter udang lulusan Doktor Amerika. Ada juga Talita, gadis muda asal Papua. Dan banyak lagi perempuan-perempuan hebat lainnya. Senang rasanya bisa berada di antara mereka. Bertukar cerita dan berbagi ide kelak apa yang bisa dilakukan bersama-sama. Dan inilah enam perempuan yang terpilih sebagai KNGA 2015 mewakili beberapa kategori. Keenam perempuan yang meraih penghargaan tersebut adalah Siti Rohayah, perempuan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, yang mengembangkan lembaga keuangan mikro di kawasan transmigrasi. Rohayah meraih penghargaan kategori Ekonomi, menyisihkan empat perempuan finalis lainnya. Laurencia Ika Wahyuningrum, perempuan yang mengelola sekolah anak berkebutuhan khusus di Sidoarjo, dan juga aktivis hak pendidikan anak berkebutuhan khusus. Laurencia memperoleh penghargaan di bidang pendidikan. Alia Noor Anoviar, wirausaha sosial pengelola sanggar belajar yayasan Dreamdelion meraih penghargaan kategori sosial-budaya. Alia mampu menyisihkan tiga finalis lainnya. Vania Santoso, perempuan yang mengembangkan ecopreneurship di Surabaya dengan melibatkan kaum marjinal, meraih penghargaan di bidang kesehatan dan lingkungan. Sidrotum Naim, perempuan yang memiliki keahlian khusus dalam masalah penyakit udang dan dikenal sebagai dokter udang, mendapatkan penghargaan kategori perempuan pendorong perubahan di bidang riset perikanan. Penghargan khusus untuk pemberdayaan perempuan dianugerahakan kepada Maizidah Salas, mantan TKW yang kini mengembangkan kampung TKI agar para perempuan tidak lagi harus bekerja ke luar negeri meninggalkan keluarganya. (sumber antaranews) Selamat kepada pemenang dan selamat kepada semua finalis. Teman-teman semua adalah perempuan-perempuan hebat! ^_^ Semoga KNGA tahun depan lebih baik lagi. Sosialisasi sebelumnya lebih diperluas, sehingga banyak perempuan-perempuan hebat Indonesia banyak yang terlibat. [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="di antara keriuhan dan keramaian"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="369" caption="bersama Talita, perempuan hebat dari papua yang bulan lalu mendapatkan penghargaan dari Ibu Susi"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Ngerusuh di kamar 238 :D"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Dua hari sebelumnya, sesi wawancara"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Jajaran para juri"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Bertemu dengan alumni Perempuan Inspiratif Nova (PIN) dari beragai angkatan. Mbak Abyz sebelah kiri PIN 2013 dan Mbak Laurencia PIN 2010"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Di sela-sela menunggu sesi wawancara adalah bercerita"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun