-- Heem, anak2 sekarang, memberi selamat pada eyangny dengan bahasa asing. Beda dengan dengan jamanku dulu - gereneng Tuan Purnomo.
-- Eyang, ini dari mami - suara gadis itu sambil menunjukan bungkusan. Tuan Purnomo tahu, itu bungkusan tart. Menantunya tahu bahwa eyang putri suka dengan kue2 hias.
-- Sana kasihkan bibi Inah, temui eyang putrimu dulu.
Gadis itu masuk.
-- Heem - Tuan Purnomo menggeleng melihat cara berpakaian cucunya. Baju seperti baju kurung, tapi agak lebih pendek. Tapi aneh, depan dan belakang terbuka sehingga hampir payudara gadis yang segar besar itu bisa diintip oleh mata yang nakal. Dan, wah itu bagaimana celananya. bukan celana panjang tetapi short celana pendek yang hanya menutupi bagian yang penting saja.
-- Bocah2sekarang telalu berani. -- nyletuk sendiri kata2nya.
-- Dulu, wanita2 menyembunyikan bahagian badan yang dianggap terlarang, tapi sekarang bagian2 itu justru sengaja supaya diperhatikan orang, mereka mengundang mata untuk mencuri pandang. Yah, segalanya cepat berubah, -- keluh Tuan Purnomo.
-- Eyang, papa sudah tiga hari tidak pulang2. Mami terus menangis eyang. Papa katanya kawin lagi., cakep deh ceweknya papa. - kata cucu itu
Tuan Purnomo tersentak kaget. Tapi ketuan dan pengalamannya selama ini mampu menutup kekagetan tersebut dan cuma bilang :
--Oh, masa llce, nanti kalau benar eyang akan memarahi papa.
Walau ucap itu disampaikan dengan nada datar, tapi lain sekali dalam hati orang tua ini. Ia sendiri pernah melihat bagaimana anaknya telah mulai bermain dengan sekretarisnya sendiri. Anaknya itulah yang kini diserahi tanggung jawab mengurus perusahaan, dan menyelesaikan tugas2 keseharian dalam perusahaan sebab Tuan Purnomo telah begitu tua. Praktis urusan perusahaan dipegang oleh anaknya meski kedudukan Tuan Purnomo tetap sebagai direktur.
Ia sering mendapat cerita dari Mamat, pelayan kantor yang lebih dekat hubungan pribadinya dengan Tuan Purnomo sebab beberapa tahun yang lalu orang ini berjasa atas menyelamatkan nyawa Tuan Purnomo dari bahaya kebakaran. Cerita orang yang lugu ini meyakinkan: Purnomo muda mempunyai hubungan intim dengan sekretarisnya sendiri. Sering bepergian keluar kota dengan alasan demi perusahaan, dua2an dan bermalam bersama. Bahkan sekretarisnya ini pernah mampir ke rumah Tuan Purnomo bersama anknya dan naluri Tuan Purnomo bisa mencium hubungan antara dua manusia ini, hubungan yang lebih dalam.
-- Aku sebagai ayahnya, orang tuanya, harus bisa menunjukan kewibawaanku. Kasihan menantu dan cucu2ku bila ayahnya main dengan perempuan sekretaris itu. Orang Jawa bilang, semakin tua harus semakin wibawa. aku harus menghajarnya bagaiman aia supaya jadi manusia yang waras - pikir dan tekad tuan Purnomo.
-- Pak Pur, ini ada surat ada surat dari ibu. seorang laki2 muda menyampaikan surat. Ia kenal dengan laki2 itu, kenal betul, itu pelayannya, tapi bukan pelayan dirumah ini.