Mohon tunggu...
Ana Widiyati
Ana Widiyati Mohon Tunggu... -

Saya guru Geografi SMA di Bogor, senang mengikuti berbagai kegiatan terutama di bidang tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembangunan, Daerah Resapan Air, dan Masalah Sosial

4 Juni 2010   00:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:46 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"The Jungle of Water Park", siapa yang tidak kenal tempat wisata yang fenomenal itu di Bogor? Bahkan akhir-akhir ini nama tempat wisata sudah dikenal di luar Bogor, bahkan luar propinsi. Hhmm, apa sih istimewanya tempat itu? The Jungle of Water Park adalah tempat wisata berupa kolam renang, lebih tepatnya tempat bermain air. Harga tiket masuk yang dipatok cukup mahal bagi kantong rata-rata penduduk Indonesia, sekarang mungkin sudah mencapai Rp. 100.000/0rang. Tapi anehnya tempat itu tidak pernah sepi dari pengunjung apa lagi pada musim libur sekolah.

Yang menarik, lokasi tempat wisata ini dulunya adalah tempat yang sepi, sebuah kawasan perumahan yang memang sudah elit tapi tidak terlalu luas. Perumahan itu dulu dikenal dengan nama "Graha", tempatnya agak terpencil dikelilingi oleh permukiman penduduk kampung, sebagian besar lahan lainnya berupa kebun dan persawahan. Pintu masuk ke perumahan ini melalui jalan Pahlawan, yang pada saat itu relatif jarang macet.

Perubahan itu dimulai tahun 2008. Dengan pergantian manajemen/developer, "Graha" berubah menjadi "Bogor Nirwana Residence" (BNR). Sejak saat itulah ekspansi besar-besaran pembangunan BNR dimulai, berbagai fasilitas mulai dibangun. Bagi saya pribadi hal tersebut sangat menguntungkan, BNR membuka akses jalan yang tadinya tertutup. Jarak tempuh dari rumah ke tempat kerja sekarang bisa saya tempuh hanya dalam waktu 25 menit yang sebelumnya paling cepat 45 menit. Keuntungan lainnya harga tanah di daerah itu makin tinggi, di tempat saya tinggal yang dulunya sepi sekarang menjadi ramai. Tempat tinggal saya berbatasan dengan BNR. Artinya dari satu sisi pembangunan BNR dengan "The Jungle"nya telah berhasil, mungkin dari sisi ekonomi.

Namun pembangunan apapun namanya, pasti menimbulkan dampak yang lain. Dampak negatif yang mulai dirasakan penduduk daerah tersebut adalah banjir yang mulai kerap terjadi. Wilayah perumahan elit dan wisata BNR sebelumnya merupakan daerah resapan air di wilayah Bogor Selatan. Teori hidrologi mengatakan, berkurangnya daerah resapan air berpotensi meningkatkan aliran permukaan, mungkinkan itu penyebab timbulnya banjir akhir-akhir ini di daerah tersebut?

Masalah sosial juga mulai nampak gejalanya. Dalam bahasa sosiologi mungkin dikenal dengan "shock culture", kaget dengan perubahan budaya. Masyarakat di sekitar BNR pada umumnya adalah masyarakat dengan tingkat pendidikan dan ekonomi yang relatif rendah. Beruntung bagi penduduk yang mempunyai tanah yang cukup luas, karena tanah mereka dibeli dengan harga tinggi oleh developer. Bagaimanapun kehadiran BNR dan segala fasilitas mewahnya belum bisa ikut dinikmati oleh sebagian besar masyarakat di daerah itu. BNR sering mengundang band terkenal ibukota untuk live show, sebuah hiburan yang sangat menarik. Bagi remaja kalangan menengah ke atas mereka bisa menikmati itu sambil makan dan minum di kafe-kafe atau foodcourt yang bertebaran di BNR. Bagaimana dengan remaja kampung? mereka menikmati hiburan dengan duduk-duduk di pinggir jalan, sambil bermesraan ala kampung, mendekati maksiat malah. Berhasilkan pembangunan itu? mari kita renungkan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun