Mohon tunggu...
Ana triwahyuni
Ana triwahyuni Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA IAIN JEMBER

Semakin anda takut,semakin dekat ketakutan itu dengan takdir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengertian Filsafat Perenialisme dan Pokok Pemikiran Tokoh-tokohnya

14 Mei 2020   18:36 Diperbarui: 14 Mei 2020   18:36 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr.wb

Saya akan menjelaskan pengertian filsafat perenialisme dan juga tokoh-tokohnya. Apasih yang dimaksud dengan filsafat perenialisme itu?

Perenialisme sendiri berasal dari kata perennial yang berati abadi dan kekal, biasa juga diartikan tidak ada air. Esensi kepercayaan pada filsafat perenial ini yaitu berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi. Aliran ini mengambil antalogi realita sosial budaya manusia.

Perenialisme sangat menginginkan jika budaya istiadat yang ada mempunyai sifat yang kekal, abadi, dan tidak akan berakhir. Aliran perenialisme ini menganggap bahwa pendidikan seharusnya di dasari dengan nilai-nilai kultural pada masa lampau, sehingga kehidupan modern pada masa kini banyak yang menimbulkan krisis dalam banyak bidang. Aliran ini mempunyai pandangan bahwa tidak ada jalan lain kecuali kembali pada prinsip umum yang menjadi dasar tingkah laku zaman yunani kuno dan abad pertengahan.

Siapa saja sih tokoh-tokoh filsafat perenialisme ini? Dan bagaimana pokok pemikiran tokoh-tokoh tersebut?

Tokoh yang pertama yaitu Robert Mainar Hajins, ia mengembangkan kurikulum sesuai dengan pembahasan buku besar bersejarah dan pembahasan buku-buku klasik.

Tokoh yang kedua adalah Ortimer J. Adler, ia merupakan salah satu pendukung perenialisme yang mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk rasional yang memiliki kemampuan intelektual dan tampak dalam kapasitasnya sebagai subjek yang aktif dan dapat melakukan tindakan seni, seperti halnya membaca, mendengar, menulis, dan berbicara, serta berfikir.

Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kata, karena masih dalam tahap belajar.

Wassalamualaikum wr.wb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun