Mohon tunggu...
Anatasya Faradina Anwar
Anatasya Faradina Anwar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya

Saya merupakan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya yang sedang menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Trust Issue Pemuda Gen Z: Sejarah Menurut Siapa yang Harus Kita Percaya?

14 Oktober 2023   14:35 Diperbarui: 14 Oktober 2023   15:33 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah sejarah merupakan peristiwa yang lahir dari manusia itu sendiri, hal tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa adanya manusia, Sejarah tidak akan ada dengan sendirinya. Sejarah memiliki dampak yang cukup besar dan bermakna dalam bagi setiap individu yang memiliki latar belakang yang sama, begitu pula dengan Indonesia. Sebelum mengenal Indonesia yang makmur seperti sekarang, negara dengan julukan "Seribu Pulau" ini pernah mengalami berbagai peristiwa kelam dalam prosesnya berdiri sekokoh sekarang. Beberapa Sejarah yang masih diingat sampai sekarang, seperti Sejarah tragedi pembunuhan 6 jenderal dan 1 perwira atau biasa disebut "Peristiwa G30s PKI". Sebuah tragedi yang terjadi pada bulan September tahun 1965 dan peristiwa kematian Munir Said Thalib, seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia yang dirumorkan dibunuh oleh petinggi negara.

Masih terdapat begitu banyak sejarah kelam yang pernah dilalui oleh Bangsa Indonesia, sejarah tersebut akan tetap hidup bersama kita selama keadilan bagi korban sudah terwujud. Hari terus berlalu, tahun terus berganti, Sejarah Indonesia terdengar hingga sampai ke telinga anak dan cucu kita sekarang. Begitu pun dengan keluarga korban yang masih terus mencari keadilan dan keikhlasan atas apa yang menimpa mereka. Namun, seiring berjalannya waktu anak-anak muda zaman sekarang banyak yang mulai bertanya-tanya mengenai peristiwa sejarah yang Indonesia beberapa tahun silam. Benarkah sejarah yang terjadi di masa lampau sama seperti yang dibicarakan sekarang?

 Anak muda generasi sekarang memiliki perspektif yang berbeda dalam melihat suatu sejarah melalui kacamata mereka masing-masing. Dalam sudut pandang generasi sekarang, sebuah kebenaran tanpa adanya bukti merupakan suatu kebenaran palsu. Zaman sekarang, mulai banyak bertebaran berita hoax yang menyerang guna membodohi masyarakat dan memalsukan kebenaran. Hal ini tak luput dari penyebaran isu bahwa sejarah Indonesia banyak yang dipalsukan untuk kepentingan pribadi. Isu ini menyebar luas di kalangan anak muda dan menjadi buah bibir hingga seantero nusantara.

Isu tersebut menyebabkan banyak pemuda Generasi Z mengalami trust issue terkait sejarah Indonesia. Menurut pendapat Tere Liye dalam buku yang ia tulis berjudul "Selamat Tinggal", sebuah kekuasaan dimulai dari hal kecil yang mampu merubah keadaan dan contohnya ada pada suatu tulisan yang dapat mempengaruhi pembacanya. Hal tersebut selaras dengan keadaan pada masa sekarang di Indonesia. Begitu pula dengan sejarah yang bisa diubah sesuai dengan tujuan kepentingan individu terkait. Tentunya sejarah tidak akan hilang dari pandangan publik, namun bisa diabaikan dan hilang bila anak muda masih kental dengan trust issue mengenai kebenaran dari sejarah tersebut.

Berdasarkan data yang didapatkan melalui wawancara dengan 5 mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya dari Universitas Brawijaya. Sebanyak 4 dari 5 mahasiswa memiliki pendapat yang sama, bahwa mengakui benar tidaknya suatu sejarah cukup sulit untuk dipercaya karena banyaknya cerita sejarah dari berbagai sudut pandang dan versi yang berbeda pada setiap generasi. Contohnya pada pembuatan film Tragedi G30s PKI yang dibuat pada masa orde baru, pada masa sekarang penayangan film tersebut dikatakan menjadi isu bahwa film itu dibuat untuk mengembalikan nama baik pemerintahan.

Padahal lahirnya generasi-generasi muda pada suatu bangsa menjadi lahirnya tonggak kekuatan bagi negara di masa depan. Apabila penyebaran hoax dan sabotase pada sebuah sejarah dilakukan dengan tujuan yang tidak baik, maka tidak akan ada kata 'merdeka' secara batin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Begitu pun dengan anak muda pada generasi sekarang yang menjadi sosok pemuda yang berkarakter tegas dengan cara pandang mereka masing-masing. Meskipun penyakit trust issue tersebut melanda kebanyakan anak muda zaman sekarang, akan tetapi mereka tidak pernah berhenti menegakkan keadilan dan mencari kebenaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun