Mohon tunggu...
Anatasya
Anatasya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Internasional UNSRI

hello this is me, Anatasya :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Dampak Krisis Pangan di Wilayah Afrika Terhadap Keamanan Manusia

27 Februari 2023   21:24 Diperbarui: 27 Februari 2023   22:44 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Krisis pangan telah menjadi ancaman global pada dewasa ini. Krisis pangan adalah suatu keadaan yang di mana pasokan pangan menjadi langkah yang disebabkan oleh beberapa permasalahan seperti gagal panen, kesulitan distribusi, konflik sosial ataupun peperangan. Sedangkan menurut The Food and Agriculture Organization / FAO krisis pangan merupakan situasi ketika pangan sulit didapatkan sehingga angka kekurangan gizi dan kelaparan meningkat di suatu tempat.

UNICEF melaporkan, ada sekitar 767,9 juta masyarakat dunia yang mengalami kekurangan gizi pada tahun 2021, angka kekurangan gizi ini naik 6,4% dari tahun sebelumnya, dengan persentase tertinggi di wilayah Afrika. 

Di wilayah Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan misalnya, yang diperkirakan 10,4 Juta anak mengalami malnutrisi, dan di Republik Afrika Tengah yang 60% penduduknya mengalami kekurangan gizi. UNICEF berpendapat, krisis pangan yang di alami di wilayah Afrika disebabkan oleh peperangan yang terjadi di wilayah tersebut, serta akses sanitasi, layanan kesehatan, dan air bersih yang sulit.

Pada tahun 2022, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan African Union (AU) mengatakan bahwa masalah kelaparan di Afrika mengalami peningkatan, kemiskinan dan krisis pangan terjadi di Afrika, setidaknya ada 1 dari 5 orang di Afrika mengalami kelaparan. Hal ini diumumkan pada saat konferensi tingkat tinggi pangan dan gizi di Addis Ababa. 

Dalam konferensi tersebut, AU menyerukan pada seluruh negara khususnya negara di wilayah Afrika harus secepatnya melakukan tindakan untuk mengurangi krisis pangan yang sedang terjadi. Pandemi COVID 19 dan perang Rusia-Ukraina juga makin memperburuk keadaan, mengingat bahwa Ukraina merupakan pemasok utama gandum ke Afrika.

Ada beberapa penelitian yang membahas mengenai krisis pangan di Afrika, penelitian yang pertama dari Jenny Clover yang berjudul Food Security in Sub-Saharan Africa. Clover menjelaskan tentang hak atas pangan yang merupakan salah satu hak yang sangat sering disebut dalam hak asasi manusia internasional, akan tetapi hak ini yang paling sering diabaikan.

Penelitian selanjutnya dianalisis oleh Abduselam Abdulahi Mohamed dengan judul Food Security Situation in Ethiopia: A Review Study yang dapat ditemukan dalam International Journal of Health Economics and Policy, penelitian ini memaparkan bahwa kerawanan pangan telah menjadi tantangan yang cukup lama bagi negara Ethiopia, yang mempunyai penduduk kedua terbanyak di wilayah Afrika kekeringan dan konflik peperangan menjadi sumber permasalahan dari krisis pangan di Ethiopia.

Keamanan manusia telah berkembang menjadi isu global pada pasca perang dingin, yang awalnya keamanan hanya berfokus pada negara dan militer, kini mengalami perkembangan menjadi people- centered tepatnya pada isu keamanan manusia. Human Security memcakup tentang kemiskinan, kesehatan, demokrasi, dan lain-lainnya. Krisis pangan merupakan bagian dari keamanan manusia, ketika krisis pangan (food security)terjadi di suatu kawasan dapat berimplikasi pada keamanan manusia di kawasan tersebut. Seperti krisis pangan yang terjadi di wilayah Afrika yang menimbulkan kelaparan dan malnutrisi pada penduduknya.

Dalam memahami dampak dari krisis pangan terhadap keamanan manusia, bisa di telaah melalui sisi human development, untuk menganalisa human development kita dapat memakai Human Development Index (HDI).  Menurut HDI isu krisis pangan di wilayah Afrika mempunyai hubungan dengan keamanan manusia, dan dapat dianalisis menggunakan 3 dimensi, yaitu angka harapan hidup, pendapatan, dan tingkat pendidikan.

Angka harapan hidup dunia berada pada angka 66.57 tahun, dengan angka terendah terdapat di negara-negara kawasan Afrika, seperti Zimbabwe, Afrika Selatan, Republik Afrika Tengah, dan lainnya, hal ini disebabkan oleh kurang gizi dan penyakit HIV yang merebak di wilayah Afrika. Menurut World Bank negara dengan Gross National Income terendah nomor 1,2, dan 3 juga berada di wilayah Afrika, yaitu Burundi, Somalia, dan Mozambik. 

Negara kawasan Afrika seperti Sudan Selatan, Mali, dan Republik Afrika Tengah juga memiliki angka melek huruf dengan persentase di bawah 40%. Hal tersebut, menimbulkan permasalahan, seperti kemiskinan akibat dari pendapatan yang rendah, angka harapan hidup yang rendah karena malnutrisi, dan rendahnya tingkat pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun