Mohon tunggu...
Ari
Ari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

憎むことと愛さないこと

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan Perpustakaan

19 Oktober 2023   21:27 Diperbarui: 19 Oktober 2023   21:32 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap hari aku selalu mendatangi tempat itu, tempat dimana aku bisa menemukan banyak buku yang menarik untuk dibaca. Ya, perpustakaan. Ah, tempat itu memang tempat ternyaman yang ada. Kalian mungkin hanya akan menemukan bahwa tempat ini adalah tempat yang sangat membosankan. Tapi bagiku tidak. Apalagi genre buku-buku tersebut ada banyak sehingga membuat tempat itu lebih menarik lagi. Aturan perpustakaan yang dimaksudkan untuk mencari ketenangan di tempat itu pun membuat tempat itu menjadi lebih berarti. Yah, perpustakaan sudah menjadi tempatku. Setiap hari aku pun selalu mengunjungi perpustakaan. Sampai suatu hari...

Drap drap drap

Aku tidak tahan! Mereka semua... gila! Aku berlari menuju perpustakaan dan memutuskan untuk menyendiri disana. "Yoren~ Jangan menghindar... Ayo bermain dengan kami~" Aku masih mendengar suaranya diikuti tawa teman-temannya. Sesampainya di perpustakaan, aku sangat bingung akan bersembunyi dimana sebelum seseorang menarik lenganku dan menyeretku ke dalam loker perpustakaan. "Siapa-" Kata-kataku terhenti tepat saat jarinya menyentuh mulutku. "Jangan bersuara." Bisiknya sambil melihat sekitar dari celah loker. Aku bingung, dia bukan seseorang yang kukenal. Seragamnya saja berbeda dengan seragamku. Jelas sekali bahwa dia orang luar.

Brak!

Aku bisa mendengar suara tendangan salah satu dari mereka yang membuka pintu perpustakaan. Orang itu memegangiku erat-erat seolah-olah ingin menjagaku dari mereka. Aku masih bisa mendengar mereka berteriak memanggil namaku sebelum lama kelamaan menghilang dari ruangan yang sepi itu. Setelah mengetahui bahwa mereka benar-benar hilang, dia menghela napas dengan lega dan membuka pintu loker. "..kita aman sekarang." Katanya sambil keluar dari loker dan mengulurkan tangannya ke arahku. Aku yang masih ragu-ragu itu akhirnya meraih tangannya dan ikut keluar dari loker. Canggung memenuhi suasana sunyi tempat itu sebelum aku memutuskan mengawali percakapan. "..siapa kau? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya. Kau sepertinya pun bukan anak sekolahku.." Kataku sambil memainkan jariku. Orang itu terdiam sejenak sebelum menjawab, "Maaf aku sudah bersikap tidak sopan terhadapmu, apalagi aku masih terasa asing untukmu. Namaku Reon, dari SMA Osai. Aku biasanya kesini saat sekolah sepi, jadi tidak ada yang tahu tentangku. Tapi, melihatmu seperti ini membuatku ingin menolongmu." Katanya sambil melihatku dengan senyumannya yang membuatku terpana. "Namamu Yoren, kan? Salam kenal." Tambahnya sambil mengulurkan tangannya agar aku menjabatnya. Aku yang berhenti sejenak mengangguk dan ikut tersenyum sambil menjabat tangannya. "Salam kenal juga, Reon." Kataku dengan ramah. Itulah hari pertamaku bertemu dengannya dan mulai menyukainya. Kami selalu berbincang saat sekolah sepi. Semuanya baik-baik saja hingga..

"Selamat hari kelulusan semuanya!" Tidak terasa, hari kelulusanku sudah tiba. Dan itu berarti aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Mengetahui itu, dadaku terasa sesak. Aku... belum menyatakan perasaanku hingga saat itu. Ketika sekolah sepi, dia datang sambil membawa bunga. "Selamat hari kelulusan, Yoren." Katanya sambil tersenyum seperti senyuman pertama yang dia berikan untukku pada pertemuan pertama kita. "...selamat hari kelulusan untukmu juga, Reon." Kataku sambil berusaha untuk tersenyum dan mengambil bunganya. Melihat senyumnya sudah cukup untuk membuat hatiku terasa sakit, karena aku tahu kita tidak akan bertemu setelah ini. "Sepertinya kita tidak akan bisa bertemu lagi ya setelah ini.." Katanya. Aku bisa melihat wajahnya yang berusaha untuk ceria, membuatku semakin sedih. Aku memutuskan untuk memeluknya dan berkata, "..aku akan merindukanmu, Reon..." Dia yang sedikit tersentak melihatku dengan wajah sedih, seakan tidak ingin aku pergi. "..kau tahu kan kalau aku akan selalu menunggumu." Katanya sambil membelai punggungku dan balik memelukku. Itulah hari terakhir yang menyakitkan bagiku, yang tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku.

Sekitar tiga atau empat tahun kemudian...

Aku menghela napas. Tidak terasa akhirnya kuliah S1 ku sudah berakhir. Aku sangat bersemangat untuk memulai kuliah S2 ku. Esok harinya, perawalan hari liburku dan aku mulai teringat dengan SMA lamaku sehingga aku memutuskan untuk pergi kesana. Ketika aku membuka pintu perpustakaan, seseorang bertubuh tinggi sedang duduk membaca buku menghadap jendela perpustakaan. Tidak mungkin... "..Reon...?" Pria itu langsung menoleh dan langsung tersenyum ke arahku. Senyuman yang tidak pernah kulupakan, senyuman yang dia berikan untukku disaat awal pertemuan kita dan perpisahan kita. "Aku sudah menantimu, Yoren." Katanya sambil menutup buku yang dibacanya dan meletakkannya di atas meja. Dia langsung beranjak dari kursinya lalu berjalan ke arahku dan berhenti tepat di depanku. Dia mengeluarkan bunga dan memberikannya kepadaku. "Ingat bunga ini? Bunga ini selalu cantik, sama sepertimu." Katanya tepat saat aku menerima bunganya. Aku yang tidak tahan langsung memeluknya dengan penuh haru. Itu semua bagaikan serpihan-serpihan kaca yang bersatu kembali menjadi satu sehingga menjadi kenangan yang tidak akan pernah kulupakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun