Mohon tunggu...
Ana Syelviana
Ana Syelviana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi IAIN Jember

Dengan menulis maka kau akan membuat sejarah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Korupsi yang Disepelekan

2 November 2019   07:35 Diperbarui: 2 November 2019   07:43 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap kita mendengar berita tentang koruptor di media, seringkali kita ikut geram dibuatnya. Selain karena sudah terlalu sering terjadi di tanah air kita, kebanyakan koruptor malah kelihatan tidak menyesali perbuatannya. Saat disorot kamera, mereka malah tersenyum lebar seolah-olah tidak pernah memiliki rasa bersalah yang sangat merugikan bangsa. Padahal dibeberapa negara yang maju, seperti Korea Selatan dan Cina, pejabat yang diketahui telah korupsi, mereka akan merasa sangat malu, sampai rela jabatannya di cabut dan kehilangan semua kekayaannya.

Kita boleh saja marah kepada kelakuan para koruptor, tapi sadarkah kita bahwa korupsi itu tidak selalu menyangkut hal besar seperti penggelapan uang negara yang jelas-jelas merugikan bagi bangsa?. Korupsi bahkan bisa ditemukan pada hal-hal yang mungkin menurut kita wajar dan biasa saja karena sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kita sebagai seorang anak pasti pernah bahkan sering diamanahi oleh orang tua kita untuk membeli sesuatu, mungkin tak jarang dari kita yang menyepelekan uang kembaliannya, dan ujung-ujungnya malah Tidak dikembalikan. Misalnya lagi terlambat, banyak dari kita sudah menghiraukan kata satu ini. Padahal itu juga termasuk dalam korupsi waktu, mereka yg terlambat sering menggunakan beribu alasan karena keterlambatannya, padahal mereka malas-malasan dan sengaja agar mereka terlambat.

Dari beberapa contoh korupsi diatas, setidaknya kita dapat berusaha untuk tidak melakukannya. Karena hal itu juga dapat merugikan orang lain. Dan dari perbuatan kecil ini disuatu saat nanti akan menjadi suatu yg besar, karena sudah terbiasa menyepelekan korupsi kecil tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun