Mohon tunggu...
Ana Syafrotul Karomah
Ana Syafrotul Karomah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Program Studi Magister Pendidikan Biologi (S2) Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswi Magister Pendidikan Biologi Universitas Negeri Jakarta 2021

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Integrasi Problem Based Learning (PBL) dengan Reading, Mind mapping, and Sharing (RMS) terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah

21 Desember 2021   20:00 Diperbarui: 21 Desember 2021   20:08 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Abad 21 disebut juga sebagai abad dengan kemajuan pengetahuan, teknologi informasi, globalisasi, dan revolusi industri. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi pula dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sejalan dengan tuntutan abad 21, peserta didik diharapkan dapat menguasai berbagai keterampilan seperti keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, kreativitas, berinovasi, kolaborasi, dan komunikasi. Pendidikan berperan penting dalam  mengembangkan berbagai keterampilan tersebut. Adanya berbagai keterampilan, menjadikan pemecahan masalah sebagai salah satu keterampilan yang perlu dikuasai.

Pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan sebagai solusi terbaik dari sudut pandang yang beragam. Pemecahan masalah merupakan kemampuan yang benar-benar logis dan empiris serta memerlukan sejumlah waktu, sehingga kerjasama tim sangatlah diperlukan. Melalui pemecahan masalah, dapat memunculkan kolaborasi yang efektif serta kreatif dalam mengaitkan antara teknologi dengan berbagai sumber informasi.  Indikator pemecahan masalah yaitu sebagai berikut:

  1. Merumuskan masalah: menyadari adanya masalah, menentukan letak sumber kesulitan, melihat makna dan mengusahakan untuk mencari jalan pemecahanya
  2. Merumuskan hipotesis: menghimpun berbagai informasi yang relevan dalam menghadapi pemecahan masalah, kemudian mengidentifikasi berbagai alternatif kemungkinan pemecahannya yang dapat dirumuskan sebagai pernyataan jawaban sementara (hipotesis).
  3. Mengevaluasi alternatif penyelesaian masalah: mengumpulkan data atau bukti yang sesuai, menyusun, mengevaluasi, serta menganalisis data dengan memperhatikan persamaan dan perbedaan, menemukan yang terbaik berdasarkan berbagai sudut pandang, dan menghubungkannya dengan hipotesis.
  4. Menyusun kesimpulan: melakukan pengujian atau verifikasi secara eksperimental berdasarkan alternatif pemecahan yang dipilih, dipraktikan, atau dilaksanakan. Kemudian akan diperoleh informasi untuk mengambil kesimpulan akan penyelesaian suatu masalah.

Indikator pemecahan masalah tersebut dapat membantu peserta didik dalam memilih keputusan yang tepat, cermat, sistematis, logis, dan dapat melihat banyak pertimbangan berdasar macam-macam sudut pandang. 

Dengan demikian, pemecahan masalah merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang membutuhkan kegiatan atau aktivitas mental, serta melibatkan keterampilan kognitif kompleks. 

Melihat peranan dari keterampilan pemecahan masalah sehingga dirasa penting untuk mengembangkannya dalam kegiatan pembelajaran. 

Upaya Pendidikan di Indonesia dalam mengembangkan keterampilan peserta didik yakni dengan menerapkan kurikulum 2013 yang merubah standar lulusan, isi, proses, dan evaluasi. Kurikulum tersebut dirancang untuk memberikan penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi satu sama lain. Kurikulum 2013 menggunakan scientific approach dan model pembelajaran yang disarankan, yaitu Inquiry Learning, Discovery Learning, Project Based Learning, dan Problem Based Learning. 

Problem Based Learning (PBL) menjadi salah satu yang disarankan dalam kurikulum terbaru saat ini. PBL merupakan proses belajar yang berorientasi pada berbagai permasalahan kehidupan nyata untuk menemukan macam-macam penyelesaian. 

PBL mengutamakan penguasaan dalam banyak bidang, di antaranya yakni bidang kognitif (knowledges) yang dapat mengintegrasikan antara ilmu dasar dengan ilmu terapan, kemudian menguasai bidang psikomotorik (skills) yang dapat melatih pola pikir kritis dan menyelesaikan masalah secara saintifik, dan menguasai bidang afektif (attitudes) yang dapat mengembangkan karakter diri seseorang. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya peluang yang diberikan untuk aktif menguasai materi akademis dan mengembangkan keterampilan dalam mengatasi suatu permasalahan.

Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik apabila model pembelajaran dapat diintegrasikan dengan strategi pembelajaran lainnya, seperti Reading, Mind mapping, and Sharing (RMS). RMS didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran abad 21 yaitu konstruktivisme, kolaboratif, dan konektivitas. Melalui kegiatan membaca, peserta didik diharapkan memiliki kesiapan dalam belajar. 

Peserta didik diwajibkan membaca secara kritis dan memahami konsep-konsep dalam bahan bacaannya melalui berbagai sumber belajar atau informasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun