Mohon tunggu...
Anasthesi Mutiara Kasih Hihola
Anasthesi Mutiara Kasih Hihola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Manado

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Observasi Pembelajaran di SD Inpres Wailan: Kiat Guru Mengakali Terbatasnya Media Pembelajaran Bersifat Teknologi

9 Oktober 2023   21:59 Diperbarui: 9 Oktober 2023   22:11 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SD Inpres Wailan merupakan Sekolah Dasar yang berada di Wailan, kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Sekolah ini sudah berdiri sejak 20 Juli 1981. Untuk penggunaan kurikulum, SD Inpres Wailan sudah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar namun baru pada kelas satu dan kelas empat saja, dan untuk kelas yang lainnya direncanakan diterapkan tahun mendatang. Pada hari Selasa 3 Oktober 2023, dilaksanakan observasi di sekolah ini untuk mengamati bagaimana proses pembelajaran di sekolah ini berlangsung.

Pembelajaran di Kelas

Observasi lebih lanjut dilakukan di kelas enam, selama pembelajaran Agama Kristen dengan guru Soviane R. Sangian. Pembelajaran membahas tentang "Orang Samaria yang Baik Hati" dimana peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri pokok-pokok tentang kisah "Orang Samaria yang Baik Hati", setelah membaca kisah tersebut di Alkitab. Sesudah peserta didik menemukan, peserta didik menyampaikan satu per satu hasil temuan mereka, sambil ditanggapi guru. Secara keseluruhan, pembelajaran terlaksana dengan peserta didik yang aktif dan guru mengkomunikasikan dengan baik apa yang harus peserta didik lakukan. 

Kendala Selama Pembelajaran

Kendala selama pembelajaran yang terlihat, yaitu kelas menjadi berisik, yang diatasi guru dengan menegur dan mengajak peserta didik untuk tenang, berfokus pada pembelajaran. Selain itu, terdapat juga beberapa peserta didik yang belum terlalu lancar dalam menulis, di bandingkan teman-temannya, yang berdampak pada waktu pengerjaan tugas yang diberikan guru menjadi lebih lama daripada yang lain. Lalu apa yang dilakukan guru? guru tidak marah dan tetap menunggu mereka sambil memeriksa tugas peserta didik yang selesai terlebih dahulu, sambil mengingatkan dan memeriksa progres mereka.

Di kelas enam ini, jumlah peserta didik laki-laki mendominasi daripada peserta didik perempuan. Menurut wawancara dengan ibu Soviane, peserta didik laki-laki umumnya lebih sulit di arahkan. Terlebih peserta didik kelas enam sudah memasuki usia menjelang remaja yang semakin sulit untuk di arahkan. Untuk mengatasi hal tersebut, guru melakukan pendekatan dan pembinaan kepada peserta didik.

Dokpri
Dokpri

Media Pembelajaran

Pembelajaran dilaksanakan tidak menggunakan media yang bersifat teknologi seperti LCD, melainkan buku dan Alkitab. Di SD Inpres Wailan ini, baru dua buah LCD yang tersedia sehingga penggunaannya menyesuaikan dengan kelas lain. Meski demikian, menurut ibu Soviane terbatasnya media bersifat teknologi seperti demikian bisa di akali guru. Beberapa kiat yang diberikan ibu Soviane adalah sebagai berikut. 

  • Menggunakan gambar yang di print. Apabila keadaan tidak mendukung untuk menampilkan gambar di layar LCD, guru dapat mencetak gambar yang diperlukan sehingga dapat ditampilkan secara langsung kepada siswa.
  • Melakukan permainan. Jika guru ingin melakukan ice breaking, tidak harus dengan media teknologi seperti laptop, speaker, dan lainnya. Masih banyak jenis permainan yang tidak membutuhkan alat-alat tersebut dan tetap menyenangkan, tinggal bagaimana guru mengelolanya. 

Berdasarkan pengamatan, pembelajaran Agama Kristen di kelas enam pada Selasa, 3 Oktober 2023 di SD Inpres Wailan ini dapat dikatakan berjalan dengan lancar. Kendala yang ditemui dapat ditangani dan tidak berdampak besar pada proses pembelajaran. Terbatasnya media pembelajaran bersifat teknologi pun, tidak menyulitkan proses pembelajaran, justru merupakan hal menarik bagaimana guru dapat mengakali kendala tersebut dengan menciptakan permainan dan jenis media non-teknologi lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun