Mohon tunggu...
Anasthasia Astie
Anasthasia Astie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Menyukai buku dan warna biru.

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Novel Tanah Para Bandit (Tere Liye)

16 Oktober 2024   11:22 Diperbarui: 16 Oktober 2024   11:46 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Petualangan Padma yang menyelami bisnis gelap akhirnya dimulai, dengan bantuan teman-temannya, Padma berhasil pergi ke negara lain menjadi seorang vigilante. Padma dengan berani dan rasa penasarannya yang tinggi menelusuri jejak dunia kegelapan, memata-matai anggota jaringan Jiwa Korsa yang berisikan beragam pejabat negara dan pada akhirnya menemukan seorang Kaisar gelap yang selama ini ia cari-cari.

Kelebihan dan Kekurangan

Buku aksi ini ditulis dengan alur maju. Tiap plot ditulis dengan sangat baik sehingga selalu berhasil membuat pembaca penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Para pembaca buku biasa menyembutnya dengan page turner. 

Karena dengan sekali baca, pembaca bisa duduk berjam-jam membayangkan kejadian-kejadian dalam buku yang seru nan menegangkan.

 Pembagian tokoh dituliskan dengan sangat jelas sesuai dengan karakternya masing-masing. Sudut pandang dalam novel tidak berubah-ubah, yakni dengan menggunakan sudut pandang orang pertama, membuat buku ini mudah dimengerti.

Bahasa yang digunakan adalah Bahasa baku dengan kiasan-kiasan yang masih mudah dipahami oleh banyak kalangan. Pesan-pesan moral yang disampaikan secara tersirat banya terkandung dalam buku ini. 

Dengan penyajiannya yang diambil dari beberapa peristiwa di kehidupan nyata membuat pembaca relate dengan isi buku. Penggambaran tentang bagaimana bisnis gelap yang dilakukan oleh pejabat-pejabat negara diceritakan dengan lantang dan to the point. 

Disamping para tokohnya sudah ditulis sangat baik, ada beberapa kekurangan dalam penggambaran karakter tokoh. Hal ini ditunjukkan dari kata-kata "besok lusa" yang menjadi ciri khas bahasa yang biasa digunakan oleh Padma dan kakeknya, Abu Syik, juga dikatakan oleh seorang tokoh lain dalam buku.

 Padahal penggambaran dan karakter tokoh bisa lebih kuat jika kata-kata itu hanya digunakan oleh Padma atau Abu Syik yang terisolasi di talang pedalaman Sumatra.

Buku Tanah Para Bandit ditulis dalam beberapa bab dan hal ini menjadi kekurangan dalam buku. Dengan tidak adanya daftar isi dalam buku, hal ini membuat pembaca sulit menemukan bab tertentu yang mungkin ingin mereka baca kembali. Lalu, ada beberapa plot hole dalam buku, terlebih saat diakhir buku yang terkesan terlalu dipaksakan sehingga menggantung.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun