Mohon tunggu...
Anastasya Cantika Swasti
Anastasya Cantika Swasti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Semarang 2021

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sedekah Bumi Dusun Ngonto Desa Candi Bandungan, Wujud Syukur atas Karunia Sang Maha Pencipta

7 Agustus 2024   13:48 Diperbarui: 7 Agustus 2024   14:11 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dusun Ngonto, Desa Candi Bandungan menyelenggarakan Merti Dusun atau Sedekah Bumi yang merupakan sebuah tradisi tahunan yang penuh makna, dari tanggal 27 hingga 30 Juli 2024. Acara ini merupakan bentuk ungkapan syukur warga kepada Tuhan atas segala nikmat dan berkah yang telah diterima sepanjang tahun. Dengan serangkaian kegiatan yang sarat akan nilai spiritual dan budaya, Sedekah Bumi bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan dan merayakan kekayaan tradisi lokal.

Pada 27 Juli, rangkaian acara dimulai dengan Sukwangan sebuah ritual tradisional yang melibatkan doa dan ziarah ke tempat-tempat yang dianggap suci atau bersejarah di sekitar desa. Sukwangan merupakan bentuk pengucapan rasa terima kasih atau syukur kepada Tuhan dengan harapan agar hasil bumi yang didapatkan di masa depan dapat melimpah dan memberikan keberkahan bagi seluruh warga.

Keesokan harinya, pada 28 Juli, acara dilanjutkan dengan Quranah dan Istigosah. Quranah adalah kegiatan pembacaan Al-Qur'an secara bersama-sama yang dilakukan untuk memohon keberkahan dan keselamatan. Lalu pada malam harinya dilanjut dengan  Istigosah yang merupakan doa bersama yang dilakukan dengan penuh kekhusyukan untuk meminta perlindungan dan rahmat dari Tuhan. Kedua kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat ikatan spiritual antara warga dan memohon agar desa selalu berada dalam lindungan Tuhan.

Sinden yang mengiringi pagelaran/dokpri
Sinden yang mengiringi pagelaran/dokpri

Puncak dari rangkaian acara Sedekah Bumi berlangsung pada 29 Juli dengan Pagelaran Wayang Kulit. Pertunjukan wayang kulit yang merupakan seni tradisional Jawa yang menyajikan hiburan sekaligus menyampaikan pesan moral melalui boneka kulit yang bergerak dan alunan gamelan. Acara ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal dan kesempatan untuk menyatukan seluruh warga dalam perayaan yang meriah.

Pada hari terakhir, 30 Juli acara akan ditutup dengan kegiatan sosial yang melibatkan seluruh masyarakat. Ini adalah momen bagi warga untuk saling bersilaturahmi, berbagi kebahagiaan, dan merayakan pencapaian dari rangkaian acara Sedekah Bumi. Penutupan ini juga menjadi kesempatan untuk refleksi dan memperkuat semangat kebersamaan di tengah-tengah kehidupan sehari-hari.

Sedekah Bumi Dusun Ngonto tidak hanya merupakan perayaan budaya tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat hubungan antarwarga dan melestarikan tradisi yang telah menjadi warisan turun-temurun. Dengan rangkaian acara yang melibatkan doa, pembacaan Al-Qur'an, dan pertunjukan seni, Sedekah Bumi tahun ini diharapkan dapat membawa berkah dan keharmonisan bagi seluruh komunitas desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun