Mohon tunggu...
Anastasya Morreinza Schelling
Anastasya Morreinza Schelling Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Komunikasi Semester 4 prodi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bebaskan Diri dari Ketakutan Ketertinggalan

21 Juni 2024   17:25 Diperbarui: 21 Juni 2024   17:39 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa disini yang tidak asing dengan apa sih itu Fear Of Missing Out atau yang sering dikenal dengan sapaan FOMO? Dalam Bahasa Indonesia FOMO memiliki arti “takut ketinggalan”. FOMO merupakan ketakutan atau kekhawatiran bahwa seseorang akan melewatkan sesuatu yang menyenangkan, menarik, atau penting yang sedang ataupun akan terjadi. 

Hal ini sering kali berkautan dengan media sosial dan kecenderungan untuk membandingkan kehidupan seseorang dengan kehidupan orang lain yang kelihatannya lebih sempurna atau lebih menarik secara visual.
 
Di era yang digital dan modern ini, media sosial dan teknologi informasi lainnya sangat membawa dampak dalam berbagai sisi bagi banyak kalangan. 

Hal ini membuat cara pandang, berinteraksi, berkomunikasi dan bahkan cara berpikir yang berbeda. Maka dari itu kebanyakan orang lebih mementingkan ego dan juga gengsi yang mereka miliki, sehingga menyebabkan rasa tidak mau kalah dari orang lain yang mengakibatkan banyak orang di berbagai kalangan merasakan “FOMO”.
 
Salah satu contoh yang barusan terjadi adalah ke-FOMOan dalam menonton bola. Ada banyak orang yang menonton bola bukan karena mereka menyukai sepak bola atau mendukung tim tertentu, melainkan hanya untuk mengikuti tren dan tidak ketinggalan momen ramai-ramai. 

Hal tersebut terjadi karena keinginan untuk mendapatkan pengakuan sosial dan terlihat "keren" di mata orang lain. Mereka memposting foto atau video di media sosial saat menonton bola, meskipun sebenarnya mereka tidak mengerti apa yang terjadi di lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa FOMO nonton bola lebih banyak didorong oleh keinginan untuk eksis daripada kecintaan terhadap sepak bola itu sendiri.
 
Apabila perasaan FOMO tidak dapat dikendalikan bisa menimbulkan banyak dampak negatif seperti kelelahan, stres, depresi, dan lain sebagainya. Perasaan tersebut membawa pengaruh kepada diri seseorang yang tidak merasa puas terhadap kehidupan yang dialaminya dan dimilikinya. Maka dari itu kita harus menjadi diri kita sendiri agar kita terbebas dari rasa ketinggalan tersebut.
 
 
Source:
 
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13931/Fear-Of-Missing-Out-FOMO-Ketakutan-Kehilangan-Momen.html
https://www.idntimes.com/men/attitude/amp/ach-1684312728-koq/ciri-seseorang-mengalami-fomo-c1c2
https://id.theasianparent.com/fomo-pada-remaja/amp
https://kaltimfaktual.co/perbedaan-suporter-penonton-fans-layar-kaca-dan-kaum-fomo-di-sepak-bola-kamu-tipe-yang-mana/amp/
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun