Dampak AI bagi Dunia Pendidikan: Sebuah Ancaman atau Peluang ?
Apakah AI akan menggantikan peran guru di masa depan ?, atau apakah pelajar tidak perlu belajar karna ada AI yang dapat menjawab semua pertanyaan ?
Hal itu merupakan pertanyaan dibenak kita karena AI sangat membantu terkhususnya pelajar dalam menjawab semua pertanyaan, mulai dari pertanyaan yang paling sederhana sampai kompleks. AI sangat memberi manfaat namun apakah kita pernah berfikir bahwa dimasa depan  AI akan menggantikan peran guru ? Karena yang kita tau bahwa kecerdasan buatan dapat terus berkembang dan mungkin akan setarah dengan manusian bahkan lebih pintar lagi.
Definisi AI
Menurut laman Deppublish Store, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein memberi makna AI adalah kemampuan suatu sistem dalam mentafsirkan data eksternal dengan benar, belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel.
AI, yang juga dikenal sebagai kecerdasan buatan, adalah teknologi yang memiliki kemampuan pemecahan masalah layaknya manusia. Dalam praktiknya, AI akan menyimulasikan kecerdasan manusia---teknologi ini dapat mengenali gambar, menulis puisi, dan membuat prediksi berbasis data.
Teknologi yang canggih dari AI ini memiliki banyak manfaat untuk memudahkan kehidupan manusia, tak terkecuali dalam sistem pembelajaran. Namun, Kecerdasan buatan mulai mengambil peran dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi (Mulianingsih, dkk. 2020). Sehingga di khawatirkan bahwa kecerdasan Buatan atau AI ini dapat mengancam dunia Pendidikan karena mudahnya mencari informasi di AI. Meskipun kehadiran AI menimbulkan kekhawatiran akan menggantikan peran pendidik, teknologi ini sesungguhnya harus dipandang sebagai alat yang dapat mengoptimalkan proses pembelajaran, di mana keseimbangan antara pemanfaatan AI dan interaksi manusia menjadi kunci untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih efektif dan berkualitas di masa depan.
3 Solusi dari penggunaan AI pada Dunia Pendidikan
Â
Pertama, perlu dipahami bahwa AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan aspek emosional dan sosial dalam pembelajaran yang hanya bisa diberikan oleh seorang guru. Kemampuan untuk memahami kondisi psikologis siswa, memberikan motivasi, dan membangun karakter merupakan elemen penting dalam pendidikan yang membutuhkan sentuhan manusia. AI mungkin dapat menyampaikan informasi dengan efisien, tetapi tidak dapat menggantikan peran guru dalam membentuk nilai-nilai moral, etika, dan soft skills yang essential bagi perkembangan peserta didik.
Kedua, alih-alih melihat AI sebagai ancaman, institusi pendidikan perlu mengambil langkah strategis untuk mengintegrasikan AI ke dalam sistem pembelajaran secara bijak. Penggunaan AI dapat membantu guru dalam menganalisis performa siswa, menyusun materi pembelajaran yang personal, dan mengotomatisasi tugas-tugas administratif. Dengan demikian, guru memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada aspek-aspek pembelajaran yang membutuhkan interaksi langsung dengan siswa, seperti diskusi mendalam, pengembangan kreativitas, dan pemecahan masalah kompleks.