Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan terpenting di hampir semua tingkat pengambilan keputusan. Perubahan iklim, yang merupakan hasil dari pemanasan global, adalah sebuah realita yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, kegiatan bisnis dan lingkungan dalam banyak hal.
Perubahan iklim merupakan perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka waktu panjang yang terjadi secara lokal, regional, dan global di Bumi yang mulanya pergeseran ini bersifat alami, namun seiring dengan aktivitas manusia terutama dalam penggunaan bahan bakar fosil untuk pembakaran mengakibatkan peningkatan kadar gas rumah kaca.Â
Emisi gas rumah kaca secara sederhana bekerja seperti selimut yang mengelilingi Bumi yang dapat menyebabkan terperangkapnya panas di atmosfer dan dapat meningkatkan suhu rata rata di permukaan. Kondisi ini kemudian disebut sebagai pemanasan global yang merupakan konsekuensi dari perubahan iklim.Â
Pemanasan global yang merupakan bagian dari perubahan iklim secara masif dapat mengakibatkan perubahan suhu permukaan yang ekstrim yang selanjutnya dapat meningkatkan penyakit yang berhubungan dengan panas, menyebabkan masyarakat sulit beraktifitas dan dapat mempercepat penyebaran kebakaran hutan karena kondisi alam yang kering. Badai juga dapat terjadi karena perubahan curah hujan yang dipengaruhi perubahan suhu rata rata permukaan yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.Â
Selain itu, perubahan suhu rata rata permukaan juga menyebabkan mencairnya gletser yang dapat menaikan permukaan laut hingga dapat mengakibatkan punahnya spesies di darat dan di laut. Lebih jauh lagi, kenaikan suhu rata rata permukaan dapat menimbulkan risiko gagal panen sehingga dapat meningkatkan risiko kelaparan dan gizi buruk secara global.
Meningkatnya suhu, kekeringan parah yang berlangsung lama, badai, naiknya permukaan air laut, mencairnya gletser dan menghangatnya lautan dapat memengaruhi aktivitas manusia dan menghambat rantai pasokan global. Rantai pasokan global merupakan jaringan antar benua dan antar negara yang memiliki fokus mencari dan memasok barang dan jasa.
Rantai pasokan tidak hanya mencangkup kegiatan produksi dan pasokan melainkan juga mencangkup kegiatan distribusi dan penyimpanan. Lebih lanjut perubahan iklim dan pemanasan global menjadi ancaman serius bagi fasilitas produksi, pusat distribusi, dan jaringan transportasi karena dapat mengganggu proses jalannya kegiatan, misalnya jika ada banjir, distribusi pasti akan terhambat dan berpotensi menyebabkan keterlambatan pasokan hingga keterlambatan produksi barang.Â
Selain itu ada kemungkinan kenaikan harga barang baik barang jadi maupun barang dalam proses  karena adanya urgensi bagi perusahaan untuk mengeluarkan budget lebih demi menjamin bahwa barang dalam perjalanan tersebut tidak rusak di tengah perubahan cuaca ekstrim. Belum lagi jika terjadi penundaan pengiriman barang akibat gangguan pada jalur transportasi yang digunakan, misalnya seperti banjir dan badai. Perubahan iklim juga mempengaruhi ketersediaan sumber daya alam seperti air dan bahan baku pertanian yang merupakan sumber daya dasar dalam rantai pasokan yang berkelanjutan sehingga memicu risiko kelangkaan sumber daya yang dapat menyebabkan kenaikan harga dan kemacetan produksi.Â
Karena itu, sebagai produsen sudah seharusnya membuat strategi adaptasi dan strategi bertahan dengan cara mengidentifikasi dan memitigasi risiko agar terhindar dari kenaikan cost yang mungkin terjadi karena berubahnya iklim yang makin tidak menentu. Selain itu, sebagai masyarakat kita juga perlu menjaga perilaku dan lingkungan sekitar kita agar tidak lagi memperburuk perubahan iklim dan pemanasan global karena hal hal kecil yang kita lakukan sekarang akan berpengaruh besar terhadap kondisi lingkungan di masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H