Mohon tunggu...
Anastasya Diva
Anastasya Diva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Enjoy your life

Selanjutnya

Tutup

Love

Bahaya Obsessive Love Disorder, Kasus Nimas dan Adi Jadi Sorotan

1 Juni 2024   22:04 Diperbarui: 5 Juni 2024   19:34 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta adalah perasaan yang sangat kuat dan kompleks yang melibatkan kasih sayang, pengertian, kepercayaan, dan komitmen terhadap seseorang atau sesuatu. Adanya cinta dapat memberikan semangat dan makna pada kehidupan seseorang. Cinta terasa indah karena mengandung kebahagiaan, kenyamanan, dan kepercayaan. 

Ketiga perasaan indah itulah yang memberi sugesti positif hingga membentuk sikap optimis dan positif thinking. Namun, adanya cinta tak selalu berjalan mulus. Ada kalimat menybutkan bahwa "cinta tak semulus jalan tol". Yap benar, perjalanan cinta tak semulus itu, cinta juga dapat memicu keputusasaan apabila orang yg mereka cintai tidak membalas perasaan mereka. Perasaan tersebut akan membuat kecewa, sedih ,galau, bahkan efek psikologis lainnya seperti tidak nafsu makan, overthinking, tidak bisa tidur, dll.

Pada dasarnya semua yang berlebihan itu tidak baik, begitu juga dengan cinta. Obsessive love disorder adalah kondisi mental seseorang dimana mengalami
perasaan obsesi cinta yang berlebihan dan ingin selalu mengejar seseorang yang mereka sukai. Mereka tidak akan pernah jera sebelum mendapatkan orang yang dicintainya. Sehingga seakan-akan mereka seperti sedang mengendalikan seseorang. Penderita OLD akan merasakan cemburu secara berlebihan dan melakukan segala cara demi mengejar cintanya. Bagi mereka, tidak ada yang lebih penting dari perasaan cintanya.
Bahkan, dalam kasus yg ekstrem mereka akan melakukan tindakan asusila. OLD bukanlah hal yang normal, melainkan gangguan psikologis yang memerlukan perhatian professional dan harus segera ditangani karena OLD akan merugikan salah satu pihak.

Seperti halnya pada kasus Nimas yang mengaku bahwa ia telah diobsesi teman smp nya yaitu Adi pradita selama 10 tahun. Adi mulai obses dengan Nimas karena Nimas telah memberinya uang Rp5.000 untuk Adi jajan ke kantin. Dijelaskan bahwa Adi tak henti-hentinya meneror Nimas. 

Ia juga mengirim gambar-gambar tidak senonoh. Banyak akun Instagram dan twitter Adi yang diblokir oleh Nimas. Namun, Adi tetap membuat akun baru agar tetap bisa mengubungi Nimas. Adi juga membeli kartu perdana yang banyak hanya untuk menghubungi Nimas. Akhirnya cerita ini pun viral dan menjadi sorotan publik. Kini Adi sudah diamankan oleh pihak kepolisian dan dipenjara selama 6 tahun dengan denda sebesar 1 milyar

Dari kasus tersebut, sangat jelas bahwa pihak yang dirugikan akan merasakan tersiksa, rasa tidak aman, takut, dan pastinya akan berdampak pada kondisi mentalnya. Menanggapi kasus tersebut, sebagai mahasiswa saya harus bijak dan tegas dalam bersosialisasi dan beretika dalam berinteraksi. 

Jatuh cinta adalah hal yang wajar, tetapi sikap profesional selalu dibutuhkan di segala situasi. Mahasiswa adalah agent of change, yakni memiliki kesadaran jiwa, peka, peduli, dan selalu berinovasi agar kehidupan menjadi lebih baik. Tidak hanya soal cinta, karir masa depan jauh lebih penting untuk dikejar. 

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi seseorang yang terobsesi dengan Anda :

1. Selalu meminimalisir interaksi

    Batasi interaksi dengannya dan selalu hindari pertemuan apapun yang dapat meningkatkan rasa obsesi dia. Jangan segan untuk        menolak bahwa kamu tidak mau bertemu dengannya. Selalu berikan jarak untuk berinteraksi dengannya, baik dalam media online sekalipun. Jika perlu, Anda boleh memblokir, menghapus nomor, dan membatalkan pertemanan di seluruh media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun