Mohon tunggu...
Anastasya
Anastasya Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa- pelajar

Book,Literature

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Makanan Sehat Di Sekolah: kebijakan yang Harus Diajarkan Bukan Diberikan

8 Januari 2025   08:50 Diperbarui: 8 Januari 2025   09:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Belakangan ini muncul berita unik di salah satu SD di Jakarta Barat, terdapat salah satu siswa yang tidak suka nasi, tetapi pihak sekolah memutuskan untuk mengganti makanannya berupa kentang goreng.

Kedengarannya simple kan? Tetapi ternyata keputusan pihak sekolah memunculkan diskusi yang lebih besar. Apakah sekolah harus selalu dituntut untuk menghadapi kebutuhan siswanya? dan bagaimana cara memastikan agar anak tetap sehat dan mau makan sesuai dengan apa yang diberikan? terutama kalau kita diskusi soal makanan?

Dari kasus ini juga menjadi timbul pertanyaan, apakah pihak sekolah harus selalu mengikuti preferensi siswanya? atau tetap mengarahkan mereka pada kebiasaan yang baik, termasuk makan sehat?

Kasus dalam artikel ini menggambarkan realitas pendidikan zaman sekarang, terutama soal bagaimana sekolah harus menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan kebutuhan individu siswa, di sisi lain, terdapat tanggung jawab yang besar yang harus tetap di jaga. Mendidik siswa bukan hanya soal pembelajaran akademik tetapi termasuk juga membentuk kebiasaan baik, termasuk kebiasaan makan.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250106113608-20-1184128/siswa-sd-jakbar-diberi-paket-french-fries-karena-tak-suka-makan-nasi

Nasi di Indonesia itu identik banget, perlukah segitunya?

Nasi itu makanan yang sudah jadi bagian besar dari budaya kita, di Indonesia nasi itu jadi menu " Wajib", banyak orang bilang kalau belum makan nasi, belum makan, hal ini menunjukkan kalau betapa pentingnya nasi dalam budaya makan orang Indonesia. Jadi ga heran juga kalau ada anak yang merasa aneh waktu ada siswa yang ga suka nasi, apalagi di ganti sama kentang goreng yang kesannya lebih "western"

Generasi sekarang termasuk anak-anak, sudah hidup di zaman globalisasi. Makanan seperti pizza, burger, atau kentang goreng bukan lagi hal yang asing. Buat sebagian anak makanan itu lebih menarik daripada nasi. Jadi, apakah kita harus tetap mempertahankan nasi sebagai salah satu menu utama, atau mulai membuka ruang untuk alternatif lain?

Sebagai informasi bahwa budaya makan nasi sebenarnya juga bukan Cuma soal tradisi. Nasi adalah sumber energi penting yang sudah sesuai dengan pola hidup masyarakat Indonesia. Nasi mudah dicerna, sama seperti karbohidrat dan bisa juga di variasikan dengan berbagai lauk untuk mencukupi kebutuhan gizi. Jadi, mempertahankan nasi sebagai makanan pokok bukan Cuma soal tradisi, tapi juga kebutuhan gizi yang sudah teruji di masyarakat kita.

Nasi memang sumber karbohidrat yang bagus dan penting untuk energi. Tapi, bukan berati itu satu satunya pilihan. Yang menjadi permasalahan, kentang goreng yang diberikan oleh sekolah juga tidak menjamin atau tidak ideal jika dilihat dari sisi gizi. Karena digoreng, makanan ini cenderung mengandung lebih banyak lemak,.jadi, keputusan sekolah untuk mengganti nasi dengan kentang goreng sebetulnya tidak salah, tetapi juga tidak bisa dibilang solusi terbaik.

Kenapa kentang goreng? Apakah tidak ada pilihan lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun