Mohon tunggu...
Anastasya RosyidahAnnafi
Anastasya RosyidahAnnafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - tidak ada

saya hanya seorang mahasiswa yang menyukai hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Unsur-Unsur Interpretasi Citra Landsat 9 di Kota Gorontalo

18 Maret 2024   11:35 Diperbarui: 18 Maret 2024   12:16 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: USGS Explorer

Gorontalo adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Semenanjung Minahasa, di bagian utara Pulau Sulawesi. Provinsi Gorontalo kemudian lahir pada tanggal 5 Desember 2000 berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 200012. Kota Gorontalo ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo, sekaligus menjadi pusat pemerintahan, pusat ekonomi, dan perdagangan terbesar di Kawasan Teluk Tomini.

Provinsi Gorontalo memiliki sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan, terutama dalam bidang pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, dan pariwisata3. Mayoritas penduduk di daerah ini adalah Suku Gorontalo, yang juga merupakan suku dengan populasi terbanyak di wilayah semenanjung utara Pulau Sulawesi. Suku Minahasa juga hadir di urutan kedua. Pada awal kemerdekaan, wilayah Gorontalo masuk dalam Kabupaten Sulawesi Utara yang meliputi Buol, Gorontalo, dan Bolaang Mongondow.

Citra Landsat 9 adalah gambar citra satelit yang diambil oleh satelit Landsat 9. Satelit ini merupakan penerus dari serangkaian satelit Landsat sebelumnya yang telah memberikan data penting untuk pemantauan lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, pemetaan, dan banyak lagi. Citra Landsat 9 memberikan gambaran yang luas dan terperinci tentang permukaan Bumi dalam berbagai spektrum cahaya, mulai dari inframerah hingga cahaya tampak. Data yang dihasilkan oleh Landsat 9 digunakan oleh berbagai institusi dan organisasi di seluruh dunia untuk berbagai tujuan, termasuk penelitian ilmiah, pemantauan perubahan lingkungan, perencanaan kota, pertanian, dan pemantauan bencana alam.

Kelebihan:

  • Kapasitas Pemetaan Lebih Tinggi: Landsat 9 memiliki kapasitas pemetaan yang lebih tinggi daripada Landsat generasi sebelumnya, memungkinkan lebih banyak data berharga untuk ditambahkan ke arsip global daratan Landsat, dengan sekitar 1.400 adegan per hari.
  • Kualitas Radiometrik dan Geometrik Lebih Baik: Seperti Landsat 8, Landsat 9 memiliki kualitas radiometrik dan geometrik yang lebih baik daripada generasi Landsat sebelumnya.
  • Sensor Multispektral: Landsat 9 dilengkapi dengan dua sensor utama: Operational Land Imager-2 (OLI-2) dan Thermal InfraRed Sensor-2 (TIRS-2). Sensor ini memungkinkan pemantauan berbagai aspek permukaan bumi, termasuk vegetasi, suhu permukaan, dan perubahan lahan.

Kelemahan:

  • Biaya Tinggi: Mendapatkan citra dengan resolusi spasial sangat tinggi memerlukan biaya yang tinggi.
  • Waktu Perekaman Tetap: Sulit untuk mendapatkan tanggal perekaman yang diinginkan karena waktu perekaman tetap.
  • Keterbatasan Fleksibilitas: Tidak dapat merekam citra sesuai permintaan atau kebutuhan seperti pada foto udara.

Unsur interpretasi 

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun