Mohon tunggu...
Anastasia Satriyo
Anastasia Satriyo Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Magister Profesi Psikolog Klinis Anak yang gemar membaca, menonton dan menulis. \r\nMenyukai seni, sastra, bahasa, politik, budaya, pertumbuhkembangan anak dan manusia, serta segala segi kemanusiaan yang terdapat di dalamnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

The Divine (Ekspresi Kreatif Tentang Transendensi)

6 Agustus 2011   16:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:02 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Allah adalah angin yang berhembus... Yang memenuhi seluruh ruang batin, Ruang di jiwa. Ia akan mengisi ruang yang kosong, ruang yang hampa. Tak akan dibiarkannya kosong... Ia mengisi ruang Tapi tetap saja kita tak bisa melihat-Nya. Namun bisa merasakan-Nya. Sebab Ia ada. Sentuhan-Nya terasa begitu lembut... Membelai dengan Cinta Allah dan Cinta adalah kesatuan. Melambai dalam geliat riak ombak warna warni Setiap warna adalah energi Setiap energi punya tujuannya masing-masing Berlomba bergulung-gulung mencapai daratan... Untuk menjumpaiku, menjumpaimu, menjumpai kita. Saling menarikan Cinta dalam keindahan. Menarikan dengan penuh kemesraan. Menarikan dengan kerinduan... Menarikan dengan penuh penghargaan... Untuk seorang pribadi yang begitu indah, yang begitu dicintai-Nya. Aku, kamu, kita... Untuk seorang pribadi yang begitu berharga bagi-Nya. Yang tak ‘kan dibiarkannya jatuh, namun diberi-Nya ruang untuk kita belajar Belajar di dalam ruang yang diisi dengan Cinta-Nya. Belajar merasakan Cinta itu. Belajar meyakini adanya Cinta itu. Belajar mengenal lagi dan lagi tentang Cinta itu, yang sebenarnya sudah kita kenal Tapi mungkin itu di kehidupan sebelumnya... Sebab di kehidupan yang sekarang, itu harus dimulai lagi dari nol Maka muncullah kita dalam wujud bayi yang tak mengingat apa-apa Tapi di dalam tiap syaraf kita merekam jejak perjalanan cinta itu Pada jejak perjalanan cinta, kita goreskan cinta ke dalam dan ke luar diri. Pada jejak-jejak itu... kita berhutang pembelajaran. Kita berhutang ingatan... Akan Cinta yang pernah ada dulu dan kini. [caption id="attachment_123269" align="aligncenter" width="300" caption="The Divine, from drawing to writing"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun