Perbedaan budaya merupakan hal yang mendampingi dinamika masyarakat. Perbedaan budaya membuat cara berkomunikasi antar kelompok masyarakat menjadi berbeda-beda. Cara berkomunikasi yang berbeda sesuai budaya yang ada diasumsikan dapat meminimalisir konflik yang akan terjadi dan penyampaian pesan dalam sebuah proses komunikasi akan lebih efektif. Menurut Deddy Mulyana (2005) komunikasi antar budaya merupakan proses pertukaran pesan yang memiliki makna antara orang-orang berbeda budaya.Â
Faktanya, negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terdapat 175 negara yang tergabung, dan hanya terdapat 12 negara dengan budaya yang sama. Berdasarkan data ini, terdapat macam-macam budaya yang terdapat di dunia secara global. Sebelum mengerti komunikasi antar budaya, perlu dimengerti bahwa terdapat banyak budaya disebabkan oleh perbedaan letak geografis, kebiasaan, sejarah dan situasi serta kondisi masing-masing kelompok masyarakat (Koentjaraningrat, 1993: 3). Tidak dapat dipungkiri bahwa, perbedaan budaya menyebabkan banyak potensi konflik, salah satu penyebab utamanya adalah perbedaan cara berkomunikasi.
 Jika ditelusuri semakin dalam, perbedaan cara berkomunikasi yang dapat berujung pada konflik dapat diasumsikan sebagai kurangnya pengetahuan mengenai budaya lain secara global. Oleh sebab itu banyak pihak yang kurang mengerti cara berkomunikasi dengan pihak yang memiliki perbedaan budaya. Oleh sebab itu, komunikasi antar budaya perlu dimengerti secara mendasar oleh setiap pihak. Namun sebelum mempelajari komunikasi antar budaya, urgensi mengerti memahami serta mengetahui budaya-budaya di luar sana juga sangat penting. Pada era globalisasi, pencarian, pertukaran serta membagi informasi cukup dimudahkan dengan hadirnya inovasi-inovasi yang ada.Â
Salah satu penanda era globalisasi adalah hadirnya internet. Jaringan internet telah lahir disebabkan oleh perang dingin pada era 1950 an. Hadirnya internet, manusia dapat melakukan komunikasi tanpa harus memikirkan jarak dan waktu. Internet berkembang hingga dapat disederhanakan menjadi empat elemen utama yang memiliki potensi dalam membantu komunikasi internasional. Inovasi internet membawa perubahan bagi umat manusia. Dampak lahirnya internet sangat besar sehingga dapat mengubah gaya hidup, aspek ekonomi, politik, budaya, transportasi hingga komunikasi. Internet membuat komunikasi secara global berubah menjadi lebih mudah.Â
Kemudahan ini dapat dilihat sebagai potensi dan peluang bagi kelompok masyarakat untuk membagikan kebudayaannya melewati platform internet. Hal ini mulai dilakukan, dan salah satu platform yang akhir-akhir ini digunakan oleh masyarakat global adalah Tiktok. TikTok merupakan salah satu jejaring sosial yang memiliki banyak pengguna. Hingga kini Tiktok telah mengalahkan Instagram dalam jumlah unduhan yang mencapai 1,5 miliar kali di Apple Store dan Google Play Store.Â
Selain itu, TikTok menjadi aplikasi paling banyak diunduh kedua di dunia (Burhan, 2020). Seiring perkembangannya, TikTok hadir bukan hanya sebagai sarana hiburan dan senang-senang, namun telah menjadi salah satu sarana yang digunakan sebagai media komunikasi pemasaran bisnis online melalui berbagai konten video berdurasi singkat (Bhaskara, 2019). Tiktok sendiri tersedia di berbagai negara, hal ini berpotensi para penggunanya untuk memperkenalkan budaya yang mereka miliki melewati tren, lagu, tulisan hingga tarian. Indonesia telah melakukan strategi menggunakan media sosial Tiktok untuk memperkenalkan budaya Indoenesia kepada masyarakat global. "LathiChallange" menjadi salah satu single yang dikeluarkan oleh Group musik Weird Genius dan mendapatkan penghargaan peringkat 1 Tiktok Global 20.Â
Daftar PustakaÂ
Bhaskara, Ign. (2019). Tiktok kuasai dunia ketika alay sama dengan popularitas. Diakses dari https://tirto.id/tiktok-kuasai-dunia-ketika-alay-sama-dengan-popularitas-djxgÂ
Burhan, F. (2020). Punya 625 juta pengguna aktif, TikTok bisa lebih besar dari Instagram. Diakses dari https://katadata.co.id/berita/2020/01/21/punya-625-juta-pengguna-aktif-tiktok-bisa-lebih-besar-dari-instagramÂ
Koentjaraningrat. (1993). Masalah kesukubangsaan dan integrasi nasional. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.Â
Mulyana, D. (2000). Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.