Pada setiap tahun, libur hari raya Idul Fitri di Indonesia termasuk rentang kedua terpanjang setelah libur tahun ajaran baru. Kesempatan untuk bebas tugas lama ini tentunya disambut dengan hati sukacita.
Meskipun demikian, terselip juga rasa bingung dan gelisah, seperti tak tentu arah, terutama bagi orang yang tidak punya agenda tertentu.
Bahkan bagi sebagian orang yang sudah menetapkan satu sampai tiga target khusus pun, ada kalanya rasa tidak nyaman masih tetap muncul. Ibarat berdiri di dua kaki. Sebelah kanan ingin maju ke depan untuk menyelesaikan target yang diniatkan, sementara sebelah kiri menarik niat mundur ke belakang untuk leyeh-leyeh beristirahat. Alhasil perasaan jadi ambruk di tempat nggak keruan.
Termasuk saya! Hehehehe... Oleh karena itulah, diary ini saya buat, yaitu untuk mengolah emosi dan menyiapkan diri menjalani liburan seminggu ke depan melalui tulisan.
Â
Bila ditelusuri, perasaan negatif ini sesungguhnya adalah akibat dari tidak adanya satu keputusan tertentu yang betul-betul 100% sesuai keinginan. Maka untuk mengatasinya, seseorang perlu berusaha untuk merumuskan keinginannya, mempertimbangkan beberapa alternatif yang tersedia, lalu tegas menentukan pilihannya.
Baca juga: Merancang Libur Panjang SekolahBagaimana Caranya Merumuskan Keinginan?
Langkah pertama yang biasanya dilakukan orang adalah dengan cara menyusun daftar keinginan. Ia bisa secara bebas menuliskan poin-poin apa saja yang disukai. Atau bila tidak tahu apa yang disukai, ia bisa juga mendaftar apa saja yang tidak disukainya.
Langkah kedua adalah menseleksi daftar. Apa yang sudah pasti diinginkan/tidak diinginkan bisa di-stabilo. Sementara alternatif yang masih dirasa bimbang sebaiknya langsung dicoret saja dari daftar.
Langkah kedua ini bersifat tentatif. Bisa saja seseorang sudah langsung melakukannya pada langkah pertama, di mana ia tidak menuliskan poin yang dirasakannya tidak mutlak, sehingga ia hanya mendaftar yang dinilainya sudah pasti-pasti saja.