Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penasaran Ingin Lepas dari Jerat Kekurangan?

3 Maret 2024   12:32 Diperbarui: 3 Maret 2024   13:37 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jerat: Pinterest/photography.paradengesi.com

Ketakutan akan kekurangan. Perasaan tidak cukup dan ingin tambah. Kedua dorongan itu mendesak saya untuk berulang kali melakukan gonta-ganti pekerjaan. Untungnya, saya dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan. Hanya saja, saya terus berusaha mencari peluang penghasilan yang lebih besar.

Hasilnya adalah rasa senang dan sejahtera untuk waktu sejenak. Namun kembali saya merasa gelisah dengan pola keadaan yang serupa. Saya masih merasa tidak cukup dan ingin tambah. Pasalnya saya mengalami seperti yang dituliskan oleh editor Kompasiana: "...baru awal bulan aja rasanya udah kayak tanggal tua." 

Maka lagi-lagi rasa takut kekurangan mendera dan mendorong keinginan saya untuk pindah. "Manik" kejadian  berganti pekerjaan pun kembali menambah untaian pola karir yang saya ronce sejak tahun 2006 - 2020.

Setelah 14 tahun lalu lalang tanpa pijakan yang kuat, mulai muncullah rasa penyesalan. Terutama saat saya melihat teman-teman yang setia meniti karir sejak awal di satu tempat. Karir mereka kini tumbuh menjulang tinggi. Sementara saya, karena bolak balik ganti pekerjaan, berakibat karir tidak tumbuh dan tetap pada posisi awal saja.

Pada akhir babak pencarian itu, saya sungguh-sungguh bertanya ke dalam diri: 

"Pekerjaan apa yang mati-matian pasti saya tekuni, apapun konsekuensinya?!"

Pekerjaan berwirausaha bersama suami pun muncul sebagai jawaban. Ini saya jadikan dasar berpijak dalam mengambil aneka pekerjaan sampingan lainnya.

Keberanian mengambil keputusan, dan melepaskan peluang yang tidak sejalan dengan keputusan, membuat batin saya siap menanggung kondisi tidak ideal yang ada di depan mata. 

Pernah suatu pagi, kami tidak memiliki uang sepeser pun untuk makan pada hari itu, sampai suami kemudian menjual kiloan buku-buku tulis bekas. Lucunya, pada siang hari yang sama, saya menerima pekerjaan dadakan yang tumbennya lagi langsung di bayar di muka. 

Pemeliharaan semesta yang demikian sesungguhnya sudah terjadi sejak dulu, dan konsisten berulang sampai sekarang. Hanya saja, dulu itu, saya kurang menyadari dan mensyukurinya, karena terlanjur buta oleh rasa takut kekurangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun