Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gemar Belajar (& Enneagram)

2 Mei 2023   18:22 Diperbarui: 3 Mei 2023   07:46 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain Canva: Gregorius

Pernahkah Pembaca kegandrungan (berada dalam kondisi sangat ingin - https://kbbi.web.id/gandrung)? Apa alasannya? Bukankah itu karena Anda sangat membutuhkannya? Demikian juga halnya dengan alasan gemar belajar.

Ada sebuah kisah sukses mengenai seseorang yang berasal dari keluarga sangat sederhana. Ada juga cerita tentang seorang anak tunggal yang ayah ibunya sibuk bekerja dari pagi hingga malam. Satu-satunya aktivitas yang menghibur kedua anak tersebut setiap hari adalah belajar. Mereka tumbuh sebagai pribadi yang gemar belajar.

Meskipun demikian, situasi yang sama, dapat saja menghasilkan dampak yang berbeda. Ada juga anak yang malah menjadi bosan / muak, saat satu-satunya aktivitas yang bisa dilakukan hanyalah belajar. Jangankan gemar, belajar bahkan menjadi momok yang dihindarinya. Maka penulis pun bertanya-tanya, belajar seperti apakah yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga membangkitkan kegemaran?

Enneagram memetakan 9 motivasi kunci manusia (Riso & Hudson, 1999, dalam Roncalli, 2013). Dikatakan sebagai motivasi kunci karena terbukti menjadi alasan paling mendasar, atau akar dari dorongan, yang menyebabkan segala macam perilaku dari seseorang. Mari kita intip kesembilan motivasi kunci manusia, yang penulis nilai juga melatarbelakangi kegemaran seseorang untuk belajar.

  • Motivasi kunci 1: Menginginkan kesempurnaan, menghindari marah, mengidolakan figur yang menghadapi realita.
  • Motivasi kunci 2: Sangat ingin bisa menolong, menyangkal kebutuhan, mengidolakan figur yang mencintai tanpa pamrih.
  • Motivasi kunci 3: Menginginkan kesuksesan, menghindari kegagalan, mengidolakan figur yang menerima ketidakberhasilan.
  • Motivasi kunci 4: Menginginkan keunikan, tidak mau biasa-biasa saja, mengidolakan figur yang proaktif - mengambil tanggung jawab.
  • Motivasi kunci 5: Menginginkan pengetahuan, menghindari kekosongan, mengidolakan figur yang aktif melibatkan diri.
  • Motivasi kunci 6: Menginginkan kesetiaan, menghindari penyimpangan, mengidolakan figur yang berbelas kasihan.
  • Motivasi kunci 7: Menginginkan kesenangan, menghindari rasa sakit, mengidolakan figur yang tabah menjalani penderitaan.
  • Motivasi kunci 8: Menginginkan kekuasaan, menghindari kelemahan, mengidolakan figur yang fokus beraksi tanpa kekerasan.
  • Motivasi kunci 9: Menginginkan ketenangan, menghindari konflik, mengidolakan figur yang menempa diri.

Bagaimana cara untuk gemar belajar?

Ingatlah salah satu momen dalam perjalanan hidup, di mana kita merasa suka sekali berlatih sesuatu. Apa yang membuat kita kegandrungan akan hal itu? Apakah perasaan sempurna? Perasaan bisa memberi? Berhasil? Unik? Memahami? Berkomitmen? Merasa senang melakukannya? Berkuasa? Harmoni?   

Carilah momen penting lain dalam perjalanan hidup. Apa yang membuat momen itu menjadi penting? Apakah juga perasaan yang serupa?  

Identifikasilah motivasi kunci yang mendasari segala perilaku kita. Lalu refleksi dan imajinasikanlah bagaimana motivasi kunci tersebut akan melahirkan kegemaran belajar.

Misalnya, seseorang dengan motivasi kunci 7. Dia menyukai kesenangan, menghindari penderitaan, dan mengidolakan ketabahan. Maka, tentu ia akan gemar belajar, manakala latihan yang dilakukannya dirancang untuk sesuai dengan minatnya, serta menantang - namun tidak terlalu sulit untuk diselesaikan. Dengan begitu, ia akan merasa puas karena telah berhasil melampaui rintangan. Latihan akan menjadi pilihan karena sesuai kebutuhan. Ia akan gemar belajar.***

Daftar Pustaka

Roncalli, 2013. Enneagram. Salatiga: Institut Roncali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun