Mohon tunggu...
Anastasia Dapa
Anastasia Dapa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atmajaya Yogyakarta

Keep the spirit and never give up!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keluarga Zaman Sekarang Bisa Lengkap di Rumah Jam 9 Malam?

15 September 2022   21:46 Diperbarui: 15 September 2022   21:49 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : http://www.gregdemcydias.com/2018/10/fun-activities-to-do-as-family.html


Mengajarkan nilai-nilai dari budaya, kepercayaan, cara bertindak, dan pandangan terhadap dunia luar merupakan bagian dari proses sosialisasi dalam keluarga. Hal tersebut dapat berproses karena keluarga merupakan pengajar yang diyakini mampu meneruskan unsur-unsur penting budaya dari generasi ke generasi yang mendatang. Nilai-nilai budaya yang dijalani oleh generasi X, yaitu generasi yang lahir pada tahun 1961-1981 (Twenge, 2014) pasti memiliki warna tersendiri karena percaya terhadap suatu hal tertentu bahkan hal tersebut telah menjadi gaya hidup mereka dari generasi sebelum mereka. Budaya akan turun temurun diwariskan dari orang tua karena mereka cenderung menanamkan nilai-nilai budaya yang sama dari generasi di atas mereka. Hal tersebut dapat terjadi karena nilai yang diterapkan pasti mengarahkan kita kepada hal-hal yang baik bahkan mampu membantu kita untuk menghindari suatu hal buruk.


Setelah melakukan wawancara, penulis (saya sendiri) mendapat informasi dari papa saya bahwa kakek dan nenek (orang tua papa saya) memiliki nilai budaya yang diwariskan kepada anggota keluarga saya sekarang yaitu pulang di bawah jam 9 malam tanpa menerima alasan apapun, karena jam 9 malam budaya mereka sekeluarga harus sudah tidur. Pada zaman ketika papa saya masih remaja, anggota keluarga tidak di izinkan untuk pulang larut malam di atas jam 9 baik perempuan ataupun laki-laki. Alasan mengapa tidak diperbolehkan pulang larut malam karena saat itu tingkat kriminalitas sangat tinggi di daerah mereka dan akses transportasi juga sangat sulit karena mereka tidak memiliki kendaraan dan harus jalan kaki jika ingin berpergian, jadi sudah tidak ada kegiatan diatas jam 9 malam. 

Budaya untuk pulang dibawah jam 9 itu sangat berpengaruh pada papa saya kala itu, karena memerlukan tingkat kedisiplinan serta ketaatan yang tinggi agar dapat menaati bahkan menjadikan suatu larangan itu menjadi budaya mereka. Budaya tersebut diwariskan papa saya kepada keluarga kami sekarang, dengan cara tidak memberikan akses kendaraan pribadi diatas jam 9 malam kepada kami anaknya.

Meskipun turunan nilai budaya yang ingin diwariskan itu bersifat positif, tetapi kembali lagi papa saya melihat dari situasi dan kondisi kehidupan saat ini. Jika melihat kebelakang pada zaman papa saya yang sulit mengakses kendaraan umum bahkan pribadi, sekarang sudah tersedia kendaraan umum yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Kegiatan  pendidikan, pekerjaan, dan pelayanan itu juga kadang menghabiskan waktu di atas jam 9. 

Contohnya, kakak laki-laki saya bekerja sebagai pelatih paduan suara dan menjadi seorang musisi. Dia memerlukan waktu diatas jam 9 malam untuk memproduksi suatu karya karena kondisinya sangat kondusif. Jadi, keputusan papa saya terhadap nilai budaya yang ingin ditetap diteruskannya namun melihat kondisi yang tidak menentu maka beliau tidak menekankan jika budaya selalu pulang dibawah jam 9 malam itu wajib, melainkan disesuaikan dengan keadaan tetapi tidak melonggarkan juga anaknya untuk pulang larut malam jadi tetap harus memiliki alasan yang jelas dan terpercaya.

Penerapan nilai budaya dalam keluarga kami tidak sepenuhnya menjadi petokkan pola hidup anggota keluarga, karena masing-masing dari kami memiliki kesibukan masing-masing. Nilai dalam budaya yang diturunkan tetap sampai dan dimengerti oleh masing-masing anggota keluarga, karena kami dalam keluarga mengetahui peran masing-masing dan menghargai satu dengan yang lain dengan cara saling mengkomunikasikan apa yang sedang dilakukan. Seberapa sering pulang larut malam itu tidak menjadi permasalahan dalam keluarga kami asal memiliki alasan yang dapat dimengerti. 

Tetapi, jikat pulang larut malam dengan ketidakjelasan pasti akan mendapat sanksi. Dengan demikian, semua kembali lagi pada komunikasi masing-masing keluarga dalam menerapkan nilai budaya untuk kepentingan bersama. Nilai budaya yang baik akan tersampaikan dengan baik jika penyampaiannya tepat. 




Daftar Pustaka

 

 Samovar, L. A., Porter, R. E., Mcdaniel, E. R., Roy, C. S. (2017). Communication between cultures. Boston, Massachusetts: Cengage Learning

Twenge, J. M. (2014). Generation Me: Why Today's Young American areMoreConfident, Assertive, Entitled and More Miserable than Ever Before. NewYork: Atria Paperback. Diunduh dari https://b-ok.cc/book/4742229/ed2af4

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun