Mohon tunggu...
Anastasia Cecilia Ginting
Anastasia Cecilia Ginting Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Memiliki kegemaran dalam bidang media, public speaking dan jurnalisme.

Selanjutnya

Tutup

Film

Ave Maryam (2018) Film Romansa Terlarang Imam dan Biarawati Gereja Katolik

17 November 2022   11:45 Diperbarui: 17 November 2022   11:58 3945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filomologi- Ave Maryam merupakan sebuah film Indonesia tahun 2018, film ini menceritakan seputar kisah pergolakan hati antar sebuah biarawan dan biarawati seputar keputusan hidup mereka kedepannya.

Mengenal Film Ave Maryam (2018)

Menjadi seorang biarawan dan biarawati merupakan sebuah keputusan besar dalam kehidupan umat Katolik. 

Menjadi biarawan dan biarawati berarti menyanggupi hidup untuk hidup menganut tiga kaul yakni kaul kemurnian, kaul ketaatan, dan kaul kemiskinan. Artinya, seorang suster dan imam diwajibkan untuk hidup sendiri dan tidak menikah.

Tentunya hal tersebut menjadi tantangan besar bagi manusia karena pada dasarnya manusia memiliki hormon seksualitas dan badaniah yang harus dipenuhi. Selain itu perempuan memiliki hormon yang bernama Hormon Oktosin yang menghasilkan keinginan untuk berumah tangga, menjadi ibu, dan memiliki anak.

Pada film ini, diceritakan bahwa Suster Maryam yang adalah seorang biarawati gereja yang memiliki kesibukan sehari-hari untuk menjaga dan merawat suster senior tiba-tiba bertemu dengan seorang romo bernama Romo Yosef yang membuat Ia jatuh hati dan memiiki perasaan ragu dan dilema untuk melanjutkan panggilan hidupnya. 

 Resepsi Khalayak Dalam Film Ave Maryam (2018)

bd464c586c9dbe2f654ba6727394f6c4106fcc24-6375bf2908a8b54de5259bfc.jpg
bd464c586c9dbe2f654ba6727394f6c4106fcc24-6375bf2908a8b54de5259bfc.jpg
Menurut Ross dan Nightingale dalam Nasrullah, M. S., & Rulli, D. (2018) menyebutkaan bahwa khalayak adalah sebuah kompleks yang bukan sebuah benda dan hanya penerima konten dengan apa adanya saja. Khalayak melibatkan pengertian manusia yang dilihat dari aspek psikologi, sosial, politik.

Intinya, khalayak merupakan sebuah kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi

Resepsi khalayak saat ini tidak hanya bisa dilihat dari pengguna media sosial namun juga reaksi seseorang ketika menonton film.

Resepsi khalayak dalam menonton film bisa saja berupa perasaan senang, sedih, termotivasi namun juga bisa merasa kecewa, putus asa, dan gelisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun