Mohon tunggu...
Anastasia Bernardina
Anastasia Bernardina Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Aksara

Berbagi energi positif dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hidangan Makan Siang yang Aneh (Petualangan Rahasia Part 3)

28 Januari 2023   19:00 Diperbarui: 28 Januari 2023   19:06 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Almeida from Pixabay

"Kamu mengintip lagi?" Adit terkejut mendengar suara seorang lelaki tua di belakangnya. Ternyata itu Mbah Dukun.

"Mana teman-temanmu yang lain?" Mbah Dukun bertanya lagi.

"Kali ini saya datang sendirian karena saya penasaran dengan Mbah Dukun."

Mbah Dukun terkekeh dan menjawab, "Saya ini bukan dukun. Siapa yang mengatakan padamu kalau saya ini seorang dukun? Dasar bocah!"

"Warga kampung di balik Bukit Hijau yang mangatakannya, Mbah" Adit menjawab sedikit tertunduk karena masih diliputi perasaan takut.

Adit melanjutkan berbicara, "Ditambah lagi di dalam rumah Mbah banyak sekali keris dan beberapa macam patung serta hiasan yang bentuknya menyeramkan.

"Kalau kamu ingin tahu tentang Mbah, ayo panggil dulu ketiga temanmu. Biar kita semua bisa berpetualang di rumah Mbah ini. Mbah akan mengajak kalian masuk ke dalam sebuah petualangan rahasia. Oh, ya panggil saja saya Mbah Broto."

Adit menatap Mbah Broto dengan mata berbinar. "Betul itu, Mbah?"

Mbah Broto hanya tersenyum dan melipat kedua tangannya di dada. "Ya, sudah ayo sana panggil dulu ketiga temanmu. Jangan berlama-lama ya, nanti keburu siang karena cuaca hari ini cukup panas."

Adit pun berlalu dengan riang dan mengayuh sepedanya penuh semangat. Rumah pertama yang dia datangi adalah rumah Rio. Berikutnya adalah rumah Wira dan Sekar.

Tak lupa mereka meminta ijin kepada orang tua bahwa mereka akan bermain bersama.

========

Keempat sahabat sudah memarkirkan kembali sepedanya di samping rumah Mbah Broto. Sebelum pintu rumah diketuk oleh Adit, Mbah Broto sudah lebih dulu membuka pintu dan berkata, "Ayo, sini masuk cucu-cucuku. Mbah sudah siapkan makan siang untuk kalian semua. Pasti kalian lelah bersepeda mengitari daerah Bukit Hijau itu."

Rio dengan cepat menjawab, "Iya, Mbah saya lapar lagi. Tadi sih di rumah sudah makan, tetapi sekarang saya merasa lapar lagi, hehehe."

Mbah Broto pun terkekeh kemudian beliau bertanya, "Siapa nama kalian?"

Adit pun memperkenalkan nama teman-temannya satu per satu.

Mbah Broto tersenyum lagi, "Nama kalian sangat bagus."

Mbah Broto berjalan ke dapur dan mengambil nasi, lauk pauk, serta sayuran yang sudah dimasak sebelum Adit dan teman-temannya sampai di rumah Mbah Broto.

Mbah Broto menyimpan nasinya di sebuah tempat yang terbuat dari serat-serat yang dianyam. Orang-orang menyebutnya bakul. Piring dan gelas yang digunakan Mbah Broto adalah piring khas zaman dulu yang terbuat dari seng berbalut cat berwarna hijau blurik.

Dengan cekatan Sekar membantu Mbah Broto membawakan sayur, lauk pauk, dan beberapa buah piring, sendok, serta gelas. Sekar meletakkan semuanya itu di atas meja yang ada di ruang tamu.  Sekar merasa aneh saat melihat jenis sayur dan lauk-pauk yang disajikan. Sementara itu Adit, Rio, dan Wira asyik duduk di kursi panjang yang ada di ruangan tersebut.

Sesekali Adit memerhatikan satu per satu benda dan hiasan antik yang ada di ruangan tersebut. Adit berguman dalam hati, "Jika menjelang sore dan hari mulai gelap, ruangan ini pasti menakutkan seperti waktu pertama kali aku ke sini."

Tanpa sadar tangan Adit merogoh ke dalam tas kecil yang dia selempangkan di bahu. Dia teringat keris kecil yang sampai detik ini masih dia simpan di dalam tasnya itu.

Mbah Broto meminta Adit, Rio, Wira, dan Sekar untuk segera menyantap hidangan yang telah tersedia, namun mereka merasa enggan menyantap makanan tersebut setelah melihat sayur dan lauk pauk yang disajikan Mbah Broto tampak aneh. Keanehan itu terlihat dari bentuk dan warnanya.

Mereka berempat saling pandang. Rio dan Wira saling sikut. Sekar sedikit berbisik di telinga Wira, "Sayur dan lauk pauknya aneh, ya."

"Lho, kok malah bisik-bisik? Ayo, dicoba dulu, nanti pasti kalian ketagihan. Badan kalian akan sehat dan kuat jika menyantap masakan Mbah ini." Mbah Broto mengambil piring kemudian diberikan kepada mereka satu per satu.

"Apa perlu Mbah ambilkan untuk kalian? Ini baru permulaan petualangan rahasia kita loh. Mbah Broto tersenyum penuh makna sambil menaikkan alisnya.

Adit teringat pesan ayahnya bahwa jika seseorang tak dikenal atau baru dikenal memberinya makanan dan minuman, maka harus berhati-hati. Siapa tahu di dalam makanan tersebut terdapat racun atau zat lainnya yang bisa membahayakan tubuh.

Akhirnya Adit memutuskan untuk bertanya, "Mbah, lauk pauk ini baru pertama kali aku lihat. Apakah semuanya aman untuk dimakan? Seingatku, ibu tidak pernah memasak makanan seperti ini."

Mbah Broto lalu tersenyum menatap Adit. 

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun