Mohon tunggu...
Anastasia Bernardina
Anastasia Bernardina Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Aksara

Berbagi energi positif dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jarik

31 Juli 2022   21:50 Diperbarui: 31 Juli 2022   21:55 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diunduh dari https://moselo.com/blog/kain-jarik/

Alunan musik bernuansa Jawa yang terdengar sayup dari sebuah radio tua selalu menjadi teman setianya. Tangannya yang keriput merapikan helaian rambut yang sudah memutih kemudian digelung dan ditusuk menggunakan konde yang sederhana. Sesederhana hati dan caranya menjalani hidup ini.

Matanya tertumbuk pandang pada jarik yang sudah disiapkan di atas kasur tipis. Sedikit gemetar tangan itu menyentuhnya. Ingatannya berlabuh pada kejadian beberapa tahun silam, saat negeri ini masih dikuasai penjajah. Keadaan yang tidak menentu memaksanya harus berpindah-pindah tempat untuk mencari perlindungan. Suara tembakan dan meriam seperti genderang yang siap berperang.

"Simpanlah jarik ini. Hanya ini yang bisa aku berikan di hari ulang tahunmu, Bu. Aku hanya mengantarkan rantang berisi masakanmu ini untuk Romo Soegija di pastoran. Beliau kan sudah waktunya makan siang toh? Malu kalau sampai terlambat. Aku pasti akan segera kembali." Itulah kalimat terakhir yang diucapkan Bapak. Rantang  itu tak pernah sampai ke tangan Romo dan sampai sekarang Bapak pun tak pernah kembali ke rumah kami.

Baca juga: Angin Rindu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun