Bambang berjalan menuju perpustakaan kampus. Segera dicarinya buku-buku filsafat yang isinya cukup berat untuk dibaca. Tak jauh dari situ, Ayu sedang duduk santai membaca sebuah novel romansa.
Dengan gayanya yang tengil, Bambang mendekati Ayu dan bertanya tentang beberapa judul buku filsafat yang dipegangnya. "Lu udah pernah baca buku ini, Yu?" Ayu hanya menggeleng dan matanya kembali fokus pada novel yang sedang dibacanya. "Kalau yang ini?" Bambang mencoba memperlihatkan judul buku lainnya.
Ayu kembali menggelengkan kepalanya karena Ayu memang belum pernah membaca judul buku yang diperlihatkan. Bambang bercerita panjang lebar tentang beberapa judul buku yang telah dibacanya.
Hampir semua bukunya berbau filsafat dan bukan novel romansa seperti yang disukai oleh Ayu. Dengan sikap yang dibuat-buat, Ayu pun menanggapi Bambang sekadar untuk menghargainya. Namun, dalam hati Ayu bergumam, “Gua sama lu beda aliran, Bambang!”
Selama ini, Ayu pun gemar menulis walaupun tulisan-tulisannya masih sederhana. Menurut Bambang sih tulisan Ayu itu hanyalah receh belaka.
Bambang tidak mengetahui kalau keinginan Ayu itu menghibur para pembaca, bukan untuk mencari cuan yang bisa dipakai buat beli pulsa. Ketika jalan cerita yang Ayu tulis mudah ditebak, menurut Bambang itu bukanlah suatu tulisan.
Ketika Ayu bisa menulis dengan twist ending yang mengejutkan, berkomentarlah Bambang, “Nah, ini baru tulisan!” Entah apa yang ada di pikiran si Bambang. Ayu bukan pemuja pujian, tapi Bambang sungguh tidak sadar bahwa yang dia lakukan mencemooh karya sederhana seseorang.
Selalu saja Ayu dan Bambang berbeda pendapat tentang sebuah tulisan. Bambang dengan pendapatnya sendiri, begitu pun Ayu. Kali ini Bambang keceplosan berucap, “Lu memang angkuh dan tak pernah berubah!” A
yu meradang sedikit menyerang, “Hei, Bambang! Seberapa jauh lu kenal gua hingga lu ketuk palu bahwa gua ini seorang yang angkuh? Lu nggak sadar kalau lu juga seorang yang angkuh? Selalu merasa benar dengan apa yang lu perdebatkan. Padahal, kita ini hanya berbeda sudut pandang terhadap sebuah tulisan.”
Mita yang merupakan teman Ayu, berlenggok dan berdehem di hadapan mereka berdua yang masih saling bersitegang. Kacamatanya sedikit diturunkan, matanya melirik ke arah Ayu dan berbisik, “Si Bambang ini pecinta drama Korea, kemarin gua lihat dia lagi nonton serial Hotel del Luna di rumahnya.”