Kedua telapak tangan Bambang pun diangkat untuk menutupi wajahnya yang berubah merah merona pertanda malu. Rupanya dia tidak sadar jika tingkah lakunya kali ini telah menguak sebuah tabir kemunafikan.
Ayu berlalu dengan gemulai, pinggulnya tak kalah aduhai. Kepuasannya mengejek Bambang berada di titik maksimal.
Mulutnya menyeringai bak kuda yang sedang meringkik. Belum puas rasanya kalau Ayu tak melempar sebaris kalimat cibiran, “Katanya pecinta buku filsafat, ternyata lu belok juga, kaaan?”
Ayu dan Mita pun bergegas meninggalkan perpustakaan. Bambang menggigit kukunya dengan mata yang melirik ke kiri dan ke kanan, berharap tak ada satu orangpun mendengar rahasia yang selama ini ia sembunyikan.
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H