Mohon tunggu...
Anastasia Lasmaria Manalu
Anastasia Lasmaria Manalu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup merupakan suatu anugerah dari Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mujizat Itu Nyata

26 April 2024   21:47 Diperbarui: 26 April 2024   21:53 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Akhir Mei 2021 saya mengalami kecelakaan, dimana saya terkena air panas. Saat itu yg kena hampir seluruh tubuh saya, kebetulan kejadiannya terjadi pagi hari sekitar jam enam. Saya hanya bisa menangis saat itu karena merasa sangat panas di seluruh badan saya yang terkena air panas. 

Saya pikir juga saat itu saya akan meninggal dunia melihat banyaknya air panas yang terkena di badan saya. Saya langsung dibawa ke klinik Katolik dan langsung ditangani oleh seorang suster. Saya sangat bersyukur karena waktu itu sebenarnya merupakan waktu berdoa para suster, tetapi karena cinta kasihnya suster tersebut pun tidak sampai selesai mengikuti doa dan mengobati saya. 

Ketika melihat badan saya yang terkena air panas, suster itu sangat terkejut. Saat ditangani oleh suster pun saya hanya bisa menangis sekeras mungkin karena tidak sanggup menahan rasa panas yang ada di badan saya. Suster pun mengambil kipas angin dan mengarahkannya ke badan saya agar panas yang saya rasakan sedikit berkurang. 

Empat hari kemudian setelah kejadian itu saya mengalami demam tinggi dan tekanan darah saya drop. Saya mulai berpikir kalau saya akan meninggal saat itu juga. Dalam hati saya selalu berdoa bantu saya Tuhan untuk menahan sakit yang saya alami saat ini. Saya pun dibawa kembali ke klinik Katolik tempat saya berobat sebelumnya. 

Ketika sampai di klinik suster kepala klinik ada di sana dan melihat keadaan saya yang sudah sangat pucat dan lemas. Saya pun disuruh masuk dan disuruh langsung tidur tengkurap di atas brankar. Suster kepala klinik itu sangat terkejut melihat luka bakar yang ada di badan saya dan dia langsung menyuruh orang tua saya agar membawa saya ke rumah sakit. 

Saya sangat takut dibawa ke rumah sakit karena saya takut diinfus atau disuntik. Namun karena orang tua saya juga takut melihat keadaan saya saat itu akhirnya mereka pun membawa saya ke rumah sakit terdekat. Begitu tiba di rumah sakit perawat yang ada di sana langsung menyuruh saya untuk duduk, karena melihat keadaan saya yang sangat lemah dan saya pun dibawa ke salah satu ruang.

Dalam ruangan itu dokter memeriksa saya dan menyuruh perawat untuk memperban semua luka bakar saya mulai dari punggung sampai paha saya. Saat diperban saya sangat malu sekali karena ada juga perawat cowo yang membantu untuk memperban luka bakar saya. Selesai itu saya langsung dipindahkan ke ruangan. 

Selama berasa di rumah sakit saya selalu berdoa pada Tuhan agar diberi kekuatan untuk menahan semua rasa sakit yang saya rasakan. Bahkan saat di rumah sakit pun saya berdoa dan benar-benar pasrah. Saya mengatakan pada Tuhan jika saat itu Tuhan mengambil nyawa saya, saya sudah ikhlas tetapi saya mohon temani selalu orang tua saya dan keluarga saya, tetapi jika Tuhan memberikan saya kesempatan untuk sembuh saya akan menepati janji saya untuk menanggapi panggilan-Nya menjadi seorang biarawati. 

Puji Tuhan saya diberi kesempatan untuk sembuh. Saya hanya sampai dua hari berasa di rumah sakit dan selebihnya saya diobati di rumah. Beberapa setelah kejadian itu saya pelan-pelan mulai beraktivitas seperti biasanya. 

Saya sangat berterima kasih sekali kepada Tuhan karena Dia benar-benar mendengarkan doa-doa saya ketika saya sakit. Dan saya juga menepati janji saya kepada Tuhan untuk menanggapi panggilan dari-Nya menjadi seorang biarawati, walaupun seiring berjalannya waktu saya hanya sampai tahap menjadi seorang postulat karena kondisi kesehatan saya yang kurang mendukung saya dalam melanjutkan proses ke tahap selanjutnya. 

Doa yang kita lantunkan dengan kesungguhan hati saya yakin akan didengarkan oleh Tuhan. Membangun sikap hening saat berdoa ada hal yang penting untuk dibangun. Ketika kita mengalami keheningan batin maka kita akan dapat berkomunikasi secara fokus kepada Tuhan tentang apapun. Oleh karena itu semoga kita semua semakin rajin untuk membangun komunikasi kita dengan Tuhan melalui doa-doa yang kita panjatkan. Kekuatan doa itu sungguh sangat luar biasa jika kita panjatkan dengan kesungguhan hati. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun