Dalam rangka menyambut peringatan Lustrum ke VII, SMA Stella Duce 2 Yogyakarta menyelenggarakan serangkaian kegiatan sebagai wujud nyata kepedulian sekolah terhadap sesama. Pagelaran wayang semalam suntuk sebagai penutup kegiatan lustrum ke VII SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Tahun ini ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan bersamaan, yaitu: bakti sosial, pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, lomba antar SMP se DIY dan Jawa Tengah, sumbangan air bersih, dan masih banyak lagi. Dan sebagai puncak lustrum ke VII, SMA Stella Duce 2 mengadakan pagelaran wayang.
Wayang, sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang paling khas, telah menjadi simbol kearifan lokal dan kebijaksanaan tradisional. Melalui pertunjukan wayang pada Lustrum Ke VII, para penonton dapat menyaksikan keindahan seni yang terkandung dalam setiap gerakan dan dialog tokoh-tokoh wayang. Hal ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan warisan budaya Indonesia kepada generasi muda dan memupuk kecintaan terhadap seni tradisional.
Selain itu, penggunaan wayang dalam Lustrum ke VII juga memberikan ruang bagi inovasi dan kreativitas. Pagelaran wayang yang dilaksanakan di pendopo SMA Stella Duce 2 ini mengangkat kisah mengenai “Gathutkaca Lair” yang dimainkan oleh Dalang Ki Yusuf Anshor K. Pagelaran wayang ini dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2024 semalam suntuk mulai dari jam 21.00 sampai 03.30 WIB dini hari. Pagelaran ini semakin meriah dengan kehadiran tamu spesial dari Elisha Orcarus Allasso dan Ki Warjudi.
Dengan perpaduan dalang dan tamu spesial dapat menghadirkan pertunjukan wayang yang tidak hanya mengikuti pola tradisional, tetapi juga menggabungkannya dengan sentuhan kontemporer. Hal ini menciptakan pengalaman yang segar bagi penonton, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai dan cerita-cerita yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Namun demikian, meskipun Lustrum Ke VII telah berhasil menghadirkan pertunjukan wayang yang memukau, masih terdapat tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah upaya untuk menjaga keberlanjutan dan relevansi budaya tradisional di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang terus berkembang. Diperlukan langkah-langkah konkret untuk melibatkan generasi muda dalam mempelajari dan melestarikan seni wayang serta budaya-budaya lokal lainnya.
Pagelaran ini dibuka secara umum, sehingga tidak hanya guru dan siswa yang menonton namun warga sekitar juga dapat melihat. Selain itu pagelaran ini dilaksanakan secara gratis tanpa memungut biaya apapun.
Tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, Lustrum Ke VII dengan puncak acara wayangnya juga menjadi momentum penting untuk memperkuat identitas lokal dan rasa kebanggaan terhadap budaya Indonesia. Melalui kesempatan ini, masyarakat dapat merayakan keberagaman budaya yang kaya dan memperkokoh persatuan dalam perbedaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H