Selepas mengunjungi Pantai Klayar, kami melewati Jalan Lintas Selatan (JLS) yang begitu indah pemandangannya. Bak hamparan karpet hijau terlihat sawah-sawah yang indah, bukit-bukit yang menyerupai tembok, sungai, dan pantai serta laut bergantian menghiasi perjalanan kami sepanjang JLS. Sore itu langit begitu cerah, setelah melewati perjalanan kurang lebih 2 jam akhirnya kami sampai di Pantai Pidakan jam 17.00 WIB. Arahnya menunjukkan ke sebuah gang kecil dengan jalan menurun. Kami tidak membayar retribusi karena loketnya sudah tutup. Pantai ini terletak di Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, Kabupaten
Bebatuan Hampir Menyelimuti Bibir Pantai (Koleksi Pribadi)
Pantai ini berbeda dengan pantai-pantai lainnya yang sebagain besar dikelilingi oleh pasir putih. Pantai ini penuh kerikil, bebatuan, karang, bukit, bahkan tebing yang keindahannya tidak kalah dengan pantai lainnya. Terlihat saung-saung yang disediakan gratis oleh Pemda, terlihat lautan lepas tanpa batas membebaskan jarak dan arah pandang kita yang berada di sekitar bibir pantai. Mataku memandang jauh seolah "bumi dan langit bersatu membentuk keindahan". Sore itu masih rame pengunjung sedang mengabdikan dirinya, baik dengan View Karang, View Bebatuan maupun View Pantai, dan semuanya
Mengabadikan Diri Dengan Berselfie Ria (Koleksi Priabdi)
View lain yang bisa kita nikmati disana adalah, suasana kehidupan masyarakat yang tinggal disekitar pantai berinteraksi dengan alam, disamping kananku, terlihat ibu-ibu mencari kerang yang menempel di karang dimasak. Di depan agak menengah kepantai, terlihat beberapa anak kecil sedang memancing ikan. Saya pun mengabadikan berbagai pose di Pantai ini sambil menikmati sunset yang hampir tenggelam. “ Dilarang Mengambil Batu”, terlihat tulisan himbauan agar pengunjung tidak mengambil batu disana. Mitosnya sih, dulu ada pengunjung yang jadi korban, tapi kembali ke diri kita kalau kita datang baik-baik, insyallah pulang juga selamat. Saat itu saya tidak mengambil batu sesuai himbauan, karena kerusakan berawal dari sedikit demi sedikit oleh karena pengunjung diharapkan menjaga kelestarian alam
Terlihat Pengunjung Masih Menikmati Keindahan Pantai di Sore Hari (Koleksi Pribadi)
Kami meninggalkan Pantai Pidakan Jam 17.30 menuju Pantai
Soge. Kurang lebih 15 Menit perjalanan sampailah kami di Pantai Soge. Saat itu, pemadangan sudah cukup gelap, kami sempat mengabadikan foto dari bukit yang tidak jauh dari Pantai. Dengan View Pantai Soge, kami tidak banyak mengeksplor gaya, karena malam keburu datang. Pantai Soge saat itu sudah sepi dari pengunjung, hanya terlihat dua kendaraan disana. Kamipun turun dari Bukit menuju pantai. Aroma laut sore dengan debur ombak yang tinggi memecah Batu Karang yang berada di sudut barat menjorok ketengah laut. Suasana sore itu begitu tenang. Kami sempatkan duduk-duduk dipasir yang warnanya kecoklatan tapi lembut. Garis pantai melengkung cukup jauh ke arah
View Pantai Soge dari Bukit Terdekat (Koleksi Pribadi)
Terlihat papan peringatan “sebaiknya pengunjung tidak mandi di laut”. Mungkin karena ombaknya besar, iya...pantai selatan terkenal akan ombak besarnya. Pantai Soge luar biasa dinikmati saat sore hari. Pantulan sinar matahari bergulir ke balik bukit, menambah kilau pesonan lautnya. Masih terlihat panggung besar disana, ternyata 3 hari selama lebaran ada Pentas Dangdut Monata. Sebelum kami meninggalkan pantai ini, kami sempat minum kopi di pinggiran pantai sambil melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan ke Malang.
Demikian cerita perjalan mudik, sekaligus berwisata di dua pantai indah nan menakjubkan. Bagi pembaca yang belum mengunjungi pantai-pantai yang ada di Kabupaten Pacitan. Kami rekomendasikan untuk datang ke Paradise of Java.
Ana, Malang, 14 Juli 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya