“Mama Ikut field trip-kan?, Please deh Ma, Aku senang kalau Mama Ikut”, demikian pertanyaan anak saya 3 hari sebelum field trip. “Iya ikut, tapi kamu harus jawab dulu pertanyaan Mama, apa sih field trip itu? ”, balas si Mama. Demikian cuplikan dialog singkat antara Mama dan Anaknya.
Menurut Vara, anak saya yang duduk di kelas 6 H Min Malang 1, Field Trip adalah belajar diluar sekolah sambil bermain-main. Mendengar jawaban itu, saya merasa senang dan langsung memutuskan ikut menemani dia belajar sambil bermain. Menurut Wikipedia, Field trip (Perjalanan Lapangan) adalah perjalanan dengan sekelompok orang ketempat lain yang di luar lingkungan normal mereka dengan tujuan untuk observasi atau pendidikan. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Bapak Drs. Zaidi, M.Pd. yang merupakan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum bahwa kegiatan field trip ini bertujuan untuk pembelajaran yang kontekstual dengan membandingkan teoritis dengan kenyataan yang dialaminya. “Kenapa harus kontekstual? Karena seyogyanya pembelajaran harus menghasilkan sesuatu yang konkrit”. Demikian ungkap Zaidi. Apalagi sekarang menggunakan kurikulum K13 yang berdasarkan pada Tema. Kalau pada akhirnya anak-anak senang karena ada rekreasinya, itu adalah hal yang wajar karena pembelajaran kontekstual memang menyenangkan.
Itulah harapan dari para Guru yang ikut mendampingi acara field trip ini. Strategi ini tepat untuk pembelajaran anak usia dini yang merupakan “usia emas” bagi seseorang, artinya bila seseorang pada masa itu mendapat pendidikan yang “benar”, maka ia memperoleh kesiapan belajar yang baik. Oleh karena itu diperlukan strategi pembelajaran yang menganut paradigma bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Bermain sambil belajar merupakan dua aktivitas yang harus dimaknai sebagai satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan yang memiliki makna ‘anak belajar melalui bermain’. Dengan kata lain, aktivitas-aktivitas anak lebih ditekankan pada ciri-ciri bermain. Melalui bermain, anak akan memperoleh banyak pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan pelajaran di sekolahnya, seperti berkomunikasi, berpikir logis-matematis, menyayangi lingkungan, dan lain sebagianya. Jargon bermain sambil belajar sesuai dengan karakteristik kurikulum K13 yang mendasarkan pada tematik seperti yang dijelaskan oleh guru.
Kegiatan field trip dimulai dari area Musium Satwa, sekitar 244 siswa kelas 6 mulai memasuki musim pukul 9.30 WIB di dampingi oleh 15 Guru dan 15 Pengurus Pos. Berbagai macam koleksi satwa dari berbagai belahan dunia seperti dari Afrika, Australia bahkan sampai Madagaskar tersedia dalam diorama-diorama yang eksotik. Berbagai jenis satwa yang di awetkan, fosil dinosaurus juga terpampang apik di tengah bangunan museum. Selain hewan-hewan purbakala, banyak juga koleksi serangga atau hewan laut yang cantik. Tak terlewatkan moment berselfie ria, baik para siswa, guru maupun pendamping Posnya. Dengan berlatar satwa-satwa yang cantik nan eksotik berbagai gambar diabadikan dari berbagai sudut musium. Selain itu Para Siswa juga menikmati berbagai atraksi yang disajikan diantaranya Khazanah Pengetahuan Fauna dan Pentas I love Animal.
Malang, 18 Oktober 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H