Mohon tunggu...
Anasmujahidakbar
Anasmujahidakbar Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

hii

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lentera

3 Oktober 2021   02:02 Diperbarui: 3 Oktober 2021   06:06 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di bawah kedinginan malam ku duduk bersamamu, berbagi rokok dengan mu
melihatmu pun aku tunduk.
atma mu seperti lentera baswara yang kuno namun tak pernah redup sekalipun,
sungguh birai malam itu.
asap rokok mengalirkan eonoia di depan jendela itu, berbagi tentang kisah hidup yang gelabah namun itu adalah guru bagi kita.
sinar wajah mu terlintas seperti seorang sufi yang mengajarkan seorang murid yang sedang hilang jati dirinya, betapa hancur isi hatinya seperti kepingan kaca dan mustahil baginya untuk menyatukan kepingan kaca itu lagi.
Lorong gelap, suara bergumuruh dan mendengung di kuping ku.. sejak kedatangan mu.. kau tuntun diriku di barisan itu. terlihat dirimu seperti Lentera menembus gelap gempita..
sungguh sinar mu yang kecil bisa menghangatkan sekujur tubuh ku yang mungil, kemudian idrak mu mengingatkan ku agar selalu berzikir.
wahai lentera..
jejakmu sungguh mengisi lakuna hati ini, yang telah hilang akan berganti namun yang di perjuangkan akan terlihat di bawah garis takdir.
kisah cinta seorang sufi dan murid persis seperti lintang, tiap malam berganti akan tetap bersinar di kejauhan,
tutur katamu sungguh melebur menjadi kepingan kecil hingga aku sendiri terpelongo mendengar kisah mu.
Akhirnya malam itu mengajarkan ku sebuah arti kasih sayang akan selalu ada walaupun cinta mu telah pupus kepada seseorang yang telah pergi,
karna yang sayang akan selalu ada di setiap langkah mu,
jagan takut kepada siapapun, yang kamu takuti adalah ketika orang yang kamu sayang tidak meridoi langkah kaki mu.
Lentera!! kau sungguh bersinar..
aku ingin selalu di bawah sinar mu agar aku pribadi menjadi murid yang selalu mengingat tuhan dan selalu bersyukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun