Suara tetes air itu, rintik rintiknya
Benar benar akan selalu kau kenali ketika ia jatuh di atas payung birumu
Rasa tetes air itu, rintik-rintiknya
Benar benar akan selalu kau kenali ketika ia jatuh berhamburan di puncak kepalamu
Ketika ia menyuburkan yang tumbuh di tanah, bahkan ketika ia telah disamarkan menjadi air yang terjun bebas di tenggorokanmu
Akan selalu ia masih menjadi hujan, di awal, pertengahan, atau akhir dari musimnya
Hujan dan rintik rintiknya, yang telah tulus menguatkan tumbuhnya pohon berakar,
Di depan rumahku, Aku
Ketika rintikmu jatuh dan mengusap wajahku
Berkatmu beberapa rasa telah berhasil kubeda bedakan
Ketika kudengar suaramu jatuh di atap rumahku, di atas dedaunan pohonku, dan di atas semua yang menadah pada hari itu