Mohon tunggu...
Ana Septiani
Ana Septiani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis mengenai isu kesehatan di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tingginya Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia dan Peran Kesehatan Masyarakat

16 September 2024   13:01 Diperbarui: 16 September 2024   13:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

ANA SEPTIANI MUTIA/191241103

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

        Anda pasti tak asing lagi bukan, dengan penyakit demam berdarah. Demam Berdarah Dengue atau DBD adalah penyakit yang menular melalui nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia. Gejala DBD yang umum adalah demam tinggi dan gejala seperti flu. 

Sementara itu, pada DBD yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (syok) dan bahkan kematian. terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya. DBD paling sering terjadi di Asia Tenggara, pulau-pulau Pasifik barat, Amerika Latin dan Afrika. Namun kini penyakit ini telah menyebar ke daerah baru, termasuk wabah lokal di Eropa dan bagian selatan Amerika Serikat.

        Kasus demam berdarah di Indonesia masih sangat tinggi. Hingga minggu ke-17 tahun 2024, tercatat 88.593 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 621 kasus kematian di Indonesia. Berdasarkan laporan, dari 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, kematian akibat DBD terjadi di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Imran Pambudi menyampaikan, kemarau diperkirakan akan meningkatkan frekuensi gigitan nyamuk. Sebab, nyamuk akan sering menggigit ketika suhu meningkat. Dr. Imran menjelaskan, berdasarkan data distribusi kasus DBD sesuai kelompok umur dalam tiga tahun terakhir, kelompok umur 15 hingga 44 tahun merupakan kelompok yang paling banyak terkena DBD dalam tiga tahun terakhir. Sedangkan, untuk kasus kematian akibat DBD dalam tujuh tahun terakhir, kelompok umur 5 hingga 14 tahun merupakan yang paling rentan.

        Biasanya gejala DBD akan muncul mulai empat hingga 10 hari setelah mendapat gigitan nyamuk. Penyakit ini bisa menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat Celsius. Selain itu, beberapa gejala lainnya, antara lain sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi, mual dan muntah, sakit di belakang mata, kelenjar bengkak, ruam. Dalam beberapa kasus, gejala DBD memburuk dan dapat mengancam jiwa.

        Di sinilah peran tenaga kesehatan masyarakat dibutuhkan. Langkah pertama yang bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan masyarakat adalah melakukan sosialisasi tentang pencegahan DBD. Para tenaga kesehatan masyarakat di Indonesia harus menghimbau masyarakat Indonesia untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M PLUS (Menutup, Menguras, dan Mendaur ulang). 

Menutup barang-barang yang dapat menampung air hujan yang dijadikan tempat berkembangnya nyamuk, menguras/membersihkan tempat penampungan air dua kali seminggu, dan mendaur ulang sampah. Tenaga kesehatan masyarakat harus menghimbau keluarga dan pengelola tempat umum untuk melakukan gerakan satu rumah satu Jumantik di mana setiap rumah tangga memiliki satu orang penanggung jawab kegiatan PSN 3M plus di rumahnya. gerakan PSN dilakukan dengan memotivasi masyarakat yaitu keluarga dan pengelola-pengelola tempat-tempat umum untuk melaksanakan kegiatan pemberantasan jentik nyamuk di rumah dan di lingkungannya masing-masing. 

Selanjutnya melakukan penyuluhan pada masyarakat tentang pencegahan penanganan pertama pada penderita DBD sebelum dibawa ke faskes, tanda-tanda dan bahaya DBD. penyuluhan dapat dilaksanakan difasyankes, di sekolah, di pemukiman dan di tempat-tempat umum. Setelah itu jika ada masyarakat yang terinfeksi, tenaga kesehatan masyarakat harus menghimbau masyarakat untuk membawa penderita DBD dokter dan ditindak sesuai SOP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun