Dalam sumbu yang tiada panjang/
Wanita dekat dengan cemburunya/
Rasa cemburu adalah ombak dilautan hatinya/
Kadang membuncah menyesak dada/
Ketika gelombang datang tak dinyana/
hingga membasahi sudut matanya/
...
Ingin rasanya berteriak/
Mengumpat pengganggu hatinya/
Menghukum pencuri bahagia/
Tabayun tiada lagi dalam dada/
Terhimpit syak wasangka/
Yang dikenakan pada pria sucinya/
...
Sang pria hanya tersenyum/
Melihat tanda cinta dalam air mata/
Air mata cemburu yang sebenarnya tidak perlu ada/
Pelukan hangat redakan gundah sang wanita/
Dengan penuh cinta pria itu lantas berkata,
“Air matamu membuatku bahagia/
Karena berarti kau mencinta/
Jagalah hatiku dengan cemburumu/
Percayalah, kisahku hanya tertulis namamu”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H