Mohon tunggu...
anas amruloh
anas amruloh Mohon Tunggu... Pelajar -

Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga | Advertising | CILACAP -YOGYAKARTA | 085702513221 | anasamruloh@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi │Dusun Turen

9 September 2018   08:31 Diperbarui: 9 September 2018   08:36 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dusun turen

ketika kabut terhanyut

Di baliknya ada wajah wajah yg telah bangun dan memukul dingin

Hari ke hari, setelah matahari bangkit dan mengarsir wajah merapi

Kicau burung telah membuka jendela dan pintu pintu sepanjang jalan menuju pematang

di dusun kaki merapi

bapak bapak yg kakinya lebih kokoh dari gunung telah beranjak

Di tiap rumah ibu ibu sudah memasak air

memasak masa depan bagi anak-anak dengan mata sebening sungai.

Kupu kupu berkejaran di antara kebun kebun

dan harum salak menerbangkan kemakmuran di dusun turen

kehidupan yg tak pernah leren.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun