Mohon tunggu...
Ana Safitri Handayani
Ana Safitri Handayani Mohon Tunggu... -

Berfikirlah bahwa kamu bisa melakukan semua impian, dan yakinlah bahwa kemenangan akan kamu dapatkan karena ALLAh selalu bersama kita... Semua akan indah pada waktunya..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan ala Pesantren

23 Mei 2013   22:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:07 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan memiliki peran penting dalam mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan, kebersamaan, toleransi, saling menghargai. Pendidikan dapat menjadikan orang yang tidak tahu menjadi tahu, orang yang belum mengerti menjadi mengerti. Sehingga peran pendidikan di sini sangat penting, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan agama. Pendidikan agama menjadi sangat penting. Mengapa? Karena agama adalah kepercayaan yang dianut dan diyakini oleh setiap individu di muka bumi. Serta agama lah yang menjadi landasan hidup dalam bermasyarakat. Di Indonesia sendiri, setiap individu diwajibkan untuk memiliki keyakinan agama yang diatur dalam konstitusi kita yaitu UUD 1945.

Bukan pendidikan agama yang hanya mengkaji agama saja maksudnya, namun dunia pendidikan yang bernuansa agama yang biasa kita sebut Pesantren. Dalam pandangan masyarakat awam, pesantren merupakan sebuah dunia dimana di situ kita akan menjadi orang yang ketinggalan zaman karena jauh dan dilarang ini itu. Tapi apa nyatanya? Dalam kenyataannya, dunia pesantren tidak hanya mengkaji agama dan kitab-kitab kuning saja, namun juga dibarengi pendidikan umum. Santri sebutan mereka, dididik dengan dua kurikulum yaitu kurikulum pendidikan nasional dari Kemendiknas dan kurikulum pendidikan agama dari Kemenag. Jadi, ketika siswa di sekolah umum mendapat mata pelajaran umu, para santri pun juga mendapatkan pelajaran umum. Namun, di saat malam para siswa asyik dengan fasilitas yang dimiliki bahkan sibuk berkelana di dunia luar, maka para santri saat itu sedang berjihad yaitu mengaji dengan mengkaji kitab-kitab kuning dan ilmu-imu agama lainnya. Hebat bukan?

Santri yang dikatakan ketinggalan zaman, ternyata memiliki prestasi tinggi lebih dan membanggakan, memiliki rasa solidaritas dan sosial yang tinggi. Karena mereka, para santri berinteraksi dan berkumpul dengan teman-teman yang berbeda latar belakang, adat istiadat, sikap, dan perilaku berbeda. Mereka berada dalam satu wadah dan satu lingkungan yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama. Berbagai umur dan kalangan santri pun tidak dipermasalahkan, karena dalam ajaran Islam mengajarkan untuk saling menghargai perbedaan dan anti diskriminasi. Pesantren sangat terbuka dengan adanya perbedaan. Pendidikan di dunia pesantren memang tak kalah dengan pendidikan umum. Namun, keduanya saling bersinergi untuk dapat menumbuhkembangkan generasi penerus bangsa yang berprestasi dan berakhlak mulia serta berbudi luhur yang tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun