Mohon tunggu...
Anas Wahaby
Anas Wahaby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bravo

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Mahasiswa, Kurir, dan Interaksionalitas dalam Kehidupan Sehari-hari

27 Desember 2024   02:10 Diperbarui: 27 Desember 2024   02:10 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap hari, sebagai seorang mahasiswa perantau dari Bekasi yang kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, saya harus menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani kehidupan. Salah satu tantangan terbesar yang saya hadapi adalah keterbatasan finansial. Orang tua hanya mampu membayarkan uang kuliah tunggal (UKT), sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya harus bekerja sebagai Kurir Shopee Food. Saya menghabiskan waktu di luar jam kuliah untuk mengantar makanan demi mendapatkan penghasilan tambahan. Saat di jalan, selain kelelahan fisik, saya sering merasakan stigma sosial dari sebagian masyarakat yang memandang profesi saya dengan sebelah mata. Bagi saya, pengalaman ini merupakan contoh dari teori interseksionalitas Patricia Hill Collins karena ini menunjukkan bagaimana identitas sosial saya yang beragam saling beririsan, menciptakan pengalaman unik yang kompleks.

Menurut teori interseksionalitas Patricia Hill Collins, identitas seseorang tidak hanya ditentukan oleh satu faktor seperti ras, kelas, gender, atau pekerjaan, tetapi oleh kombinasi dari semua faktor tersebut yang saling berinteraksi (Khan, 2024). Saya mengenal teori ini dari bacaannya yang mendalam tentang bagaimana pengalaman hidup seseorang tidak bisa dipahami hanya dari satu kategori identitas saja. Teori ini menekankan betapa pentingnya memahami bagaimana berbagai aspek identitas sosial seperti gender, ras, kelas, dan jenis pekerjaan bekerja bersama-sama untuk membentuk kondisi kehidupan seseorang. Dalam pemahaman saya, interseksionalitas menjelaskan bahwa perjuangan saya sehari-hari bukan hanya tentang menjadi mahasiswa yang bekerja, tetapi juga tentang bagaimana kelas ekonomi dan status pekerjaan mempengaruhi cara saya diperlakukan dan beradaptasi dalam lingkungan sosial.

Patricia Hill Collins adalah seorang sosiolog asal Amerika Serikat yang lahir pada tahun 1948. Dia dikenali sebagai salah satu tokoh utama dalam pengembangan teori interseksionalitas. Latar belakang akademis dan profesionalnya banyak dipengaruhi oleh perjuangannya sebagai perempuan kulit hitam di Amerika Serikat yang membuatnya sangat peka terhadap isu-isu ketidakadilan dan penindasan. Collins mengembangkan konsep ‘matrix of domination’, yang menggambarkan bagaimana berbagai bentuk penindasan saling berkaitan dan mempengaruhi kehidupan individu-individu di masyarakat. Selain Collins, tokoh lain yang berpengaruh dalam pengembangan teori ini adalah Kimberlé Crenshaw yang pertama kali memperkenalkan istilah ‘interseksionalitas’ dalam konteks hukum dan hak asasi manusia.

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fglobaldialogue.isa-sociology.org%2Farticles%2Fthe-representation-of-african-american-women-an-interv
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fglobaldialogue.isa-sociology.org%2Farticles%2Fthe-representation-of-african-american-women-an-interv

Dengan memahami teori interseksionalitas Patricia Hill Collins, saya dapat lebih menerima dan memahami kompleksitas dari pengalaman hidup saya. Ini membantu saya melihat bahwa semua tantangan yang saya alami tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Ketika stigma dari pekerjaan saya sebagai kurir bertemu dengan status saya sebagai mahasiswa dan situasi finansial keluarga, semua itu bekerja sama untuk menciptakan situasi unik bagi saya. Menggunakan kerangka interseksionalitas, saya belajar bahwa perjuangan saya adalah refleksi dari gabungan berbagai identitas saya, dan pemahaman ini memberikan saya kekuatan untuk terus bertahan dan berkembang dalam menghadapi berbagai kesulitan di kehidupan sehari-hari.

Sumber :

Khan, N. M. (2024). Patricia Hill Collins. In Fifty Key Scholars in Black Social Thought (pp. 35–41). Routledge.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun