Mohon tunggu...
Anas Tasya
Anas Tasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Menggambar, belajar, hidup sepeti orang hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Trauma yang Dibawa dari Kecil hingga Dewasa dan Dampaknya

7 Januari 2023   08:10 Diperbarui: 7 Januari 2023   08:24 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TRAUMA YANG DIBAWA DARI KECIL HINGGA DEWASA DAN DAMPAKNYA

Kita sering sekali mendengar kata trauma baik itu trauma akan masalalu yang kelam, kecelakaan, ataupun bencana alam. Lantas apa itu trauma, kapan seseorang dikatakan menderita trauma, dan apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya trauma? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut mari kita simak bersama pembahasan mengenai trauma dibawah ini.

Pengertian trauma 

Trauma adalah respon emosional yang diberikan oleh seseorang atas kejadian buruk seperti bencana alam, kecelakaan, ataupun kekerasan seksual. Selain itu seseorang dapat mengalami trauma baik karena kejadian yang mengancam dan berbahaya secara psikis maupun secara fisik. Rauma dapat terjadi dimana saja dan kapan saja contohnya dilingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan, ataupun dilingkungan tempat tinggal.

Dibawah ini saya akan membahas beberapa contoh trauma yang dialami seseorang,

  • Dilingkungan keluarga
  • Mungkin beberapa orang tidak percaya bahwasannya keluarga akan menjadi sumber trauma seseorang, dan bahkan sebagian besar trauma bersumber dari keluarga yang mana korban dari trauma ini didominasi oleh anak-anak. contoh yang akan saya angkat adalah perceraian keluarga, mengapa demikian? Karena perceraian adalah suatu hal yang tidak diinginkan oleh siapapun, biasanya perceraian diakibatkan karena adanya masalah perekonomian, kekerasan rumah tangga, bahkan perselingkuhan yang mana ini sangat berdampak buruk bagi anak-anak yang terdapat di dalam keluarga itu. Tidak banyak dari mereka ikut menjadi korban kekerasan dari kedua orang tuanya, yang mana itu menyebabkan trauma yang berkelanjutan, merasa dirinya tidak diinginkan lagi, merasa dibuang bahkan di acuhkan oleh keluarganya sendiri, tak jarang sebagian dari mereka menjadi pendendam karena hal tersebut. yang lebih parahnya lagi mereka menjadi takut untuk menjalin hubungan baik itu pertemanan ataupun jenjang yang lebih serius seperti pernikahan, mereka berfikir bahwasannya pernikahan adalah suatu hal yang dibenci dan tidak ingin merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya. Disini seharusnya keluarga menjadi tempat untuk pulang yang nyaman yang dapat mengayomi anggota keluarganya.
  • Dilingkungan sekolah 
  • kita sebagai orang tua atau anggota keluarga sering sekali mengabaikan permasalahan-permasalahan kecil yang dialami anak-anak disekolahan, seharusnya kita jauh lebih perduli terhadap mereka dan tidak menyerahkan anak begitu saja kepada pihak sekolahan. Karna banyak sekali anak-anak yang menjadi korban bullying dikarenakan keluarganya tidak menyadari itu, trauma dilingkungan sekolah disebabkan karena bullying. Mengapa demikian, pelaku bulying tidak pernah menyadari kalau perbuatannya salah mereka hanya memikirkan kesenangan saja, sementara korban bullying akan membawa traumanya sampai dewasa bahkan dampaknya akan sangat berbahaya, mereka akan cenderung menjadi anak yang pendiam dan takut untuk bersosialisasi karna selalu berfikiran akan selalu menjadi korban. Oleh karena itu bukan hanya keluarga saja yang berperan penting melainkan pihak sekolah juga harus ambil andil didalamnya, supaya tidak ada kasus pembullian lagi setelahnya.
  • Dilingkungan pekerjaan 
  • Trauma kerja adalah kondisi nyata yang banyak dihadapi oleh para karyawan, namun kerap diremehkan. Kondisi ini menciptakan luka kepada seseorag yang bekerja disuatu tempat kerja hingga ia tidak mau bekerja lagi atau kehilangan motivasi untuk mengembangkan diri. Luka tersebut dapat diakibatkan oleh kekerasan verbal, kekerasan fisik, kekerasan seksual, perundungan di tempat kerja, atau diabaikan hingga tidak bisa mendapatkan promosi jabatan. Selain itu, trauma kerja bisa berupa kurangnya penghasilan dalam mencukupi diri sendiri seperti uang, keamanan, dan dukungan. Jika trauma kerja tidak cepat-cepat ditangani hal tersebut akan semakin parah dan menyebabkan gangguan kecemasan yang lebih ekstrim, oleh karena itu jika kita mendapatkan permasalahan dipekerjaan sebaiknya kita cerita kepada orang yang memang sudah dipercaya.
  • Trauma karna bencana alam
  • Kita tidak bisa pungkiri bencana alam dapat merugikan berbagai belah pihak tetapi kita juga tidak bisa mengelaknya karna itu semua sudah rencana tuhan yang tidak bisa kita hindari. Bencana alam kerap sekali memakan banyak korban dan kerugian baik itu materil ataupun nyawa seseorang, tetapi apakah kita sempat berfikir korban-korban yang selamat setelahnya akan menampung trauma yang begitu berat, meskipun tidak semua orang akan merasakan hal itu tetapi bagi sebagian orang bencana dapat menimbulkan trauma yang hebat. Contohnya korban bencana tsunami aceh pada tahun 2004 banyak korban yang selamat dan membendung rasa trauma akan suara ombak, air laut, suara jeritan orang, bahkan angin laut bisa menjadi trauma terberat mereka karena hal-hal tersebut dapat mengingatkan mereka pada kejadian yang sangat tidak diinginkan itu.

Dari contoh-contoh yang sudah saya paparkan diatas dapat disimpulkan bahwasannya trauma dapat dirasakan pada siapa saja dan dimana saja, bahkan ditempat-tempat yang kita tidak bisa duga. Dari hal tersebut kita sebagai teman, keluarga, ataupun saudara harus merangkul mereka-mereka yang memiliki trauma akan suatu hal jangan pernah anggap remeh trauma seseorang karna itu dapat mengakibatkan hal yang leih besar lagi. Dan kita sebagai korban ceritakan apapun permasalahannya kepada orang terdekat supaya dicarikan jalan keluarnya sama-sama, dan jangan lupa untuk konsultasikan kepada orang yang tepat.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Nama : Anas Tasya

Nim : 22010200006

Prodi : Administrasi Publik, FISIP

Universitas : Muhammadiyah Jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun