Investasi menjadi sebuah kewajiban yang harus dimiliki saat ini. Mengingat manfaat dari investasi yang sangat berpengaruh besar terhadap keuangan yang kita miliki.
Secara garis besar, investasi diartikan sebagai penanaman modal masa kini dengan harapan perolehan keuntungan di masa mendatang. Suatu investasi dikatakan berhasil apabila mampu memperoleh keuntungan atas modal yang ditanamkan. Untuk itu, perlunya pemilihan instrumen investasi yang tepat.
Tentunya, dalam memilih instrumen investasi tidak mudah dilakukan. Seorang investor hendaknya mengetahui profil risiko yang dimilikinya. Profil risiko adalah tingkat toleransi seorang investor dalam menerima risiko dalam berinvestasi. Dengan mengetahui profil risiko ini, para investor akan mengetahui seberapa kapasitas terhadap keuangan, pengetahuan dan tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui laman ocbcnisp.com, profil risiko investasi dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Sangat Konservatif
Yang pertama adalah tipe sangat konservatif. Tipe investor ini sangat hati-hati dan penuh perhatian atas nilai pokok investasi. Investor akan cenderung mengedepankan keutuhan nilai pokok investasi dan tidak ragu sedikit pun untuk melepas keuntungan yang lebih besar.
Karena karakteristiknya di atas tersebut, investor dengan profil risiko ini lebih cocok memilih instrumen investasi berupa tabungan, deposito maupun reksa dana pasar uang yang mudah untuk dicairkan (likuid). Serta jangka waktu investasi yang dilakukan adalah kurang dari 1 tahun.
2. Konservatif
Tipe yang kedua ini lebih mengedepankan stabilitas nilai pertumbuhan investasi dan cenderung untuk mendapatkan hasil investasi secara berkala namun dengan risiko yang masih tergolong rendah. Biasanya jangka waktu investasi yang dilakukan adalah 1 sampai 3 tahun. Investor dengan tipe ini cocok pada instrumen investasi deposito dan reksa dana pendapatan tetap sesuai dengan tujuan yang dimilikinya.
3. Moderat
Kemudian yang ketiga adalah tipe moderat. Sama seperti tipe konservatif, investor cenderung ingin memperoleh keuntungan secara berkala. Akan tetapi, mereka tidak akan memikirkan untuk mencairkan dana ketika terjadi penurunan nilai investasi. Ketika penurunan nilai investasi terjadi, mereka akan tetap memantaunya. Biasanya, investor tipe ini akan melakukan jangka waktu investasi antara 3 sampai 4 tahun.
4. Agresif
Terakhir adalah tipe agresif. Tipe investor agresif memilih untuk berinvestasi jangka panjang. Sesuai dengan hal itu, tujuan yang mereka tanamkan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal serta peningkatan nilai pokok investasi.
Tipe ini bisa dikatakan sebagai tipe risk lover, artinya suka terhadap risiko. Mereka tidak akan mencairkan dana investasinya ketika terjadi penurunan nilai investasi, bahkan jika terpantau mengalami kerugian sekalipun.