Mohon tunggu...
Ana Rosmayana
Ana Rosmayana Mohon Tunggu... Guru - Guru Swasta

mengajar matematika di sekolah islam terpadu Bandar Lampung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Filosofi Ki Hadjar Dewantara Mempengaruhi Saya sebagai Pendidik

28 Juni 2024   22:36 Diperbarui: 3 Juli 2024   22:04 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam proses pembelajaran yang saya lakukan, murid dituntut harus mengikuti semua arahan-arahan yang saya berikan untuk dapat mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan sebelumnya. murid wajib menyelesaikan tugas-tugas yang saya berikan. Jika murid tidak mengikuti arahan saya, biasanya saya akan marah dan memberi funishment. Saya terlalu serius ketika memberikan materi sehingga siswa menjadi tidak nyaman. Oleh karena hal ini berakibat fatal pada gagalnya penanaman karakter dan pencapaian kompetensi mereka sehingga saya pun sering merasa gagal dan mengeluh jika banyak murid yang tidak tuntas setelah melakukan assesmen atau evaluasi.

Dari sini apa yang saya lakukan saya sadari salah dan jauh dari pemikiran bahwa seorang Guru harus menghamba pada murid.

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional, yang mengedepankan pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya menyadari bahwa pandangan dan praktik pendidikan saya selama ini tidaklah tepat. Sebelumnya, saya lebih berfokus pada aspek kognitif tanpa memperhatikan secara menyeluruh aspek afektif, psikomotor, spiritual, sosial, dan budaya dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran Menyeluruh dan Peran Murid

Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa murid seharusnya tidak diperlakukan sebagai objek pembelajaran, melainkan sebagai subjek pembelajaran. Artinya, murid harus memiliki kebebasan untuk berekspresi, mengemukakan pendapat, dan berkreasi. Mereka perlu difasilitasi dengan metode dan model pembelajaran serta media yang tepat agar potensi mereka bisa berkembang secara optimal.

Peran Guru sebagai Pamong dan Fasilitator

Sebagai guru, saya harus berperan sebagai pamong dan fasilitator dalam proses pembelajaran. Tugas saya bukan hanya mengajar, tetapi juga menuntun dan mendampingi murid dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan ketulusan hati. Saya harus menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berpusat pada murid, dimana mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar.

Memahami dan Menghargai Karakteristik Murid

Setiap murid memiliki karakteristik yang unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, saya perlu memahami karakteristik individual mereka. Penting bagi saya untuk menghargai perbedaan ini dan memberikan kesempatan kepada setiap murid untuk tumbuh sesuai dengan kodratnya.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, saya berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan holistik, yang tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif murid, tetapi juga aspek-aspek lain yang sama pentingnya dalam pembentukan karakter dan potensi mereka secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun